Jateng
Sabtu, 25 Februari 2017 - 08:50 WIB

PERUMAHAN RAKYAT : Apersi Bangun 5.000 Rumah Sederhana di Setiap Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah sederhana. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Perumahan yang mendukung program pemerintah mewujudkan sejuta rumah bagi rakyat didukung Apersi yang menargetkan membangun 5.000 rumah sedernama di setiap daerah.

Semarangpos.com, SEMARANG – Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menargetkan pembangunan 5.000 unit rumah sederhana di setiap daerah di Indonesia. “Termasuk Jawa Tengah, pada tahun ini harapan kami dapat terealisasi pembangunan sebanyak 5.000 unit rumah sederhana,” kata Ketua Umum Apersi Junaidi Abdillah di Semarang, Jumat (24/2/2017).

Advertisement

Dia mengatakan, pada tahun lalu, Apersi berhasil membangun 85.000 unit rumah sederhana untuk mendukung program pemerintah mewujudkan sejuta rumah bagi rakyat di seluruh Indonesia. Dengan target 5.000 unit rumah tahun ini diharapkan realisasi secara keseluruhan dapat meningkat.

“Paling tidak dengan jumlah anggota kami yang mencapai 3.700 pengembang, target pembangunan rumah sederhana pada tahun ini bisa mencapai minimal 100.000 unit,” katanya.

Pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah dan perbankan yang telah memberikan kemudahan terkait pembiayaan rumah sederhana tersebut. Termasuk langkah peluncuran KPR BTN Mikro yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk., pihaknya sangat menyambut baik. “Inilah yang kami tunggu, dengan begitu masyarakat yang memiliki nonfixed income dapat terakomodir untuk memiliki rumah sendiri,” katanya.

Advertisement

Dengan adanya program KPR BTN Mikro itu pihaknya bahkan berharap dapat merealisasikan pembangunan rumah sederhana lebih banyak lagi untuk mewujudkan perumahan rakyat yang mendukung program sejuta rumah di tahun ini.

Sementara itu, untuk melancarkan realisasi program pembangunan rumah sederhana ini pihaknya berharap adanya sikap kooperatif dari pemerintah daerah kaitannya dengan perizinan. “Masalah yang menghambat adalah pemda kurang mendukung program pemerintah pusat yang sudah baik. Untuk izin ini banyak yang tahapannya masih panjang dan biaya mahal,” katanya.

Dia berharap adanya perbedaan antara izin untuk rumah sederhana dan rumah komersial karena segmentasi pasar juga berbeda. “Kalau komersial silahkan menjual sesuai keinginan pengembang, kalau rumah sederhana ini kan untuk masyarakat kecil sehingga pemda harus mendukung,” katanya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif