SOLOPOS.COM - Warga Karangdowo menambal lubang jalan di Jl. Karangdowo (KLaten)-Baki (Sukoharjo) secara swadaya, Selasa (21/2/2017). (JIBI/Solopos/Istimewa/Warga Karangdowo)
Jalan rusak Klaten khususnya di Karangdowo-Baki akhirnya ditambal warga.
Solopos.com, KLATEN — Jalan Karangdowo (Klaten)-Baki (Sukoharjo) yang berada di Ngolodono Kecamatan Karangdowo termasuk salah satu jalan yang banyak jeglongan. Beberapa kali, warga setempat melaporkan banyaknya lubang jalan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.
Namun, laporan tersebut acap kali tak ada tindak lanjutnya. Kerusakan jalan di Karangdowo-Baki di Ngolodono justru semakin parah. Lubang jalan ada yang berdiameter setengah meter dengan kedalaman lubang 15 cm-20 cm.
Dampak banyaknya lubang di jalan tak hanya membuat para pengguna jalan tak nyaman. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena kondisi jalan berlubang. Sewaktu hujan deras mengguyur kawasan Karangdowo, jalan berlubang itu tergenang oleh air hujan. Sehingga lubang jalan itu tak terlihat secara kasat mata. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Dampak banyaknya lubang di jalan tak hanya membuat para pengguna jalan tak nyaman. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena kondisi jalan berlubang. Sewaktu hujan deras mengguyur kawasan Karangdowo, jalan berlubang itu tergenang oleh air hujan. Sehingga lubang jalan itu tak terlihat secara kasat mata. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
“Minggu lalu, ada yang njungkel di Jl. Karangdowo-Baki, tepatnya di depat gedung serba guna Karangdowo atau sebelah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Karangdowo.Orang yang njungkel itu salah satu jemaah gereja. Dalam satu bulan ini, saya sendiri sudah pernah menolong lima orang yang jungkel di lubang jalan yang sama,” kata warga Karangdowo yang juga pengurus GKJ Karangdowo, Iwan Sadewo, 36, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Kamis (23/2/2017).
Berpijak dari kondisi jalan di Karangdowo yang dinilai sangat memprihatinkan itu, Sadewo dengan beberapa warga di Karangdowo bahu-membahu menambal jalan secara swadaya. Sadewo cs juga menggandeng GKJ Karangdowo untuk membantu satu sak semen untuk menambal lubang jalan yang tak jauh dari GKJ Karangdowo itu.
Sadewo cs rela mengecor jalan karena cor jalan dianggap lebih tahan lama dibandingkan diwarnai dengan pilok atau ditambal dengan tanah lempung.
“Selasa lalu, akhirnya saya dengan Mas Janto, Adit, dan Pak Suharjo Bawono menambal lubang jalan itu secara swadaya. Kalau dinominalkan, anggaran untuk menambal lubang jalan lalu hampir Rp100.000. Untuk tenaga kerja, semuanya tidak menerima bayaran. Apa yang kami lakukan ini agar tidak ada lagi korban kecelakaan lalu lintas. Melalui kegiatan itu, kami juga ingin bermanfaat bagi orang lain karena jiwa sosial yang kami miliki,” katanya.
Salah satu penjual warung angkringan yang biasa mangkal di depan gedung serba guna Karangdowo, Sugeng, 40, mengaku kasihan saat melihat pengguna jalan jatuh di Jalan Karangdowo-Baki. Kali terakhir, Sugeng melihat pengguna jalan terjatuh di depan gedung serba guna, Kamis lalu.
“Lantaran terjungkal, lampu pengendara sepeda motor itu hingga copot. Pengguna jalan yang terjatuh itu dari luar Karangdowo. Waktu itu, memang kondisinya hujan deras. Sehingga, lubangnya tidak terlihat. Pengendara sepeda motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, akhirnya terjungkal di lubang ini [depan gedung serba guna Karangdowo],” katanya.
Hal senada dijelaskan warga Karangdowo lainnya, Sarsono W. Lubang jalan di Jalan Karangdowo-Baki semakin banyak saat musim hujan berlangsung.
“Di bagian utara, lubangnya juga banyak. Kalau warga sini, biasanya sudah tahu lokasi lubang jalannya. Tapi, warga luar Karangdowo belum tentu tahu kondisi jalan,” katanya.