Jateng
Sabtu, 25 Februari 2017 - 22:50 WIB

INVESTASI SEMARANG : Wali Kota Klaim Investasi di Kota Lama Menggeliat

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di kawasan Kota Lama Semarang, Jateng, Kamis (19/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Investasi di Kota Lama Semarang diklaim wali kota menggeliat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan iklim investasi di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah terus menggeliat seiring banyaknya pemilik bangunan cagar budaya mengajukan izin usaha.

Advertisement

“Secara teknis, semakin baik. Tahun ini saja, yang mengajukan izin usaha di kawasan Kota Lama itu sudah ada 21 pemilik gedung. Baik untuk membuka restoran, kafe, bahkan hotel,” katanya di Semarang, Jumat (24/2/2017).

Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di sela-sela peresmian kantor baru PT Phapros, Tbk di kawasan Kota Lama Semarang yang menempati salah satu bangunan cagar budaya di Jl. Mpu Tantular Semarang.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi di sela-sela peresmian kantor baru PT Phapros, Tbk di kawasan Kota Lama Semarang yang menempati salah satu bangunan cagar budaya di Jl. Mpu Tantular Semarang.

Hendi mengakui sangat mengapresiasi investasi di kawasan Kota Lama, termasuk langkah pemilik gedung yang dimulai dengan merenovasi hingga menempatinya, atau menjadikannya tempat usaha. Namun diingatkannya penataan kembali Kota Lama Semarangada aturannya.

“Saya bilang, silakan. Tetapi, harus sesuai dengan aturan dan tata kelola pengembangan kawasan Kota Lama Semarang. Seperti Phapros, lantai bangunan gak diubah, bentuk bangunan juga tidak diubah, masih sesuai aslinya,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang terus mendorong para pemilik bangunan cagar budaya di Kota Lama untuk berinvestasi dengan memanfaatkan asetnya sehingga kawasan cagar budaya itu semakin hari akan semakin cantik.

“Sebenarnya, Pemkot Semarang sudah memberikan banyak insentif kepada pemilik bangunan, mulai pajak bumi dan bangunan [PBB] yang pastinya nol, kemudian izin mendirikan bangunan [IMB] juga dinolkan alias gratis,” katanya.

Ia mengakui memang masih ada keluhan mengenai infrastruktur yang menjadi pertimbangan pemilik bangunan untuk berinvestasi, seperti kawasan Kota Lama yang dulunya banjir, lampu penerangan yang kurang, hingga jalan rusak.

Advertisement

“Dulu, masih sering banjir, sekarang kan sudah tidak banjir. Ada yang mengeluhkan terlalu gelap, ya, nanti kami tambahi lampunya. Ada pula yang bilang jalannya kurang kuat, belum begitu bagus. Ya, kami perbaiki,” katanya.

Namun, Hendi berharap para pemilik bangunan tidak sekadar mengeluh, tetapi memiliki komitmen untuk menghidupkan kawasan Kota Lama, yakni dengan membuka investasi dengan membuka restoran, kafe, galeri, dan sebagainya.

“Revitalisasi Kota Lama kan tidak hanya make up, tetapi bagaimana kemudian rohnya ada. Artinya, ada sebuah aktivitas, tidak sekadar dicat, diperbaiki. Namun, ditempati dan difungsikan sehingga gedung terawat,” katanya.

Advertisement

Yang jelas, kata dia, pemerintah akan terus membenahi infrastruktur yang ada karena merupakan tanggung jawabnya, tetapi harus didukung komitmen dari para pemilik gedung untuk menjadikan kawasan Kota Lama semakin hidup.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif