Jogja
Jumat, 24 Februari 2017 - 04:40 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Tak Tepengaruh Cuaca, Panen Padi Meninggat

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (JIBI/Bisnis/Dok.)

Cuaca ekstrem yang terjadi tak berpengaruh terhadap hasil panen.

Harianjogja.com, WONOSARI—Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menyebut, produksi padi sawah maupun padi lahan kering di wilayah ini mengalami peningkatan. Cuaca ekstrem yang terjadi tak berpengaruh terhadap hasil panen. Pada kuartal pertama 2017, diperkirakan produksi padi meningkat 20% dibandingkan tahun lalu.

Advertisement

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, dengan hujan yang terus terjadi hingga Februari 2017, tidak memengaruhi produktivitas padi. Sebaliknya, panen tahun ini malah surplus dan meningkat. “Hingga saat ini hasil panen mencapai 217.145 ton,” ujarnya, Minggu (19/2/2017).

Dia mengatakan, saat ini panen untuk padi lahan kering atau padi gogo sudah mencapai 100 % atau sekitar 209.260 ton gabah kering giling. Jumlah tersebut didapatkan dari hasil panen padi lahan kering dengan luasan tanam 41.855 hektare dengan rata rata produktivitas lima ton per hektare.

“Untuk padi lahan kering sudah dipanen semua,” kata Raharjo. Sementara, jumlah panen untuk padi sawah baru sekitar 65%. Dengan masa tanam Oktober 2016 dan panen Februari 2017, jumlah luasan lahan mencapai 7.885 hektare.

Advertisement

Yuwono memperkirakan, sampai Maret 2017, semua padi sawah telah panen. Dengan perkiraan produktivitas tujuh ton per hektare, total produksi diperkirakan mencapai 54.656 ton gabah kering giling. Secara total, produksi kuartal pertama 2017 sekitar 263.916 ton gabah kering giling.

Dengan demikian angka tersebut akan memenuhi target produksi padi di Gunungkidul. Bahkan dia meyakini produksi tersebut kemungkinan akan mengalami surplus. Pasalnya target produksi padi pada kuartal pertama hanya 220.000 ton. “Biasanya kuartal pertama, produksi padi total sekitar 240.000 ton gabah kering giling, ini meningkat menjadi sekitar 260.000 ton,” ujarnya.

Salah seorang petani padi sawah di Desa Playen, Kecamatan Playen, Muji, menuturkan, masa tanam dan panen padi tidak ada kendala berarti. Hanya saja, frekuensi hujan yang masih tinggi membuat upaya penjemuran gabah terhambat.

Advertisement

Dia mengatakan, saat musim hujan, memang rawan terhadap jamur. Kendati demikian, dirinya tetap memilih menjemur di dalam ruangan agar tidak terkena hujan. “Agak susah memang ketika cuaca masih sering hujan seperti ini, asal tidak basah tidak akan tumbuh jamur. Namun dari panen tidak ada kendala,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif