News
Jumat, 24 Februari 2017 - 00:50 WIB

Catatan Peristiwa Dunia Hari Ini, 24 Februari

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SS Gothenburg. (Wikipedia)

Beragam peristwa bersejarah pada 24 Februari terangkum dalam catatan peristiwa dunia hari ini.

Solopos.com, SOLO – Beragam peristiwa penting dan bersejarah terjadi dari tahun ke tahun pada 24 Februari. Dihimpun dari Thepeoplehistory.com dan Wikipedia.org, berikut Solopos.com menyajikan sejumlah peristiwa itu dalam catatan peristiwa dunia hari ini:

Advertisement

Koin bergambar wajah Raja Huneric. (Wikimedia.org)

484
Pemimpin Kerajaan Vandals, Raja Huneric, mengusir para uskup gereja dan membuang mereka ke Pulau Corsica yang berada di Laut Mediterania. Raja Huneric memang kerap melakukan terobosan kontroversial. Bahkan demi meraih kekuasaan di Kerajaan Vandals, ia mengudeta ayah kandungnya. Kerajaan Vandals adalah kerajaan yang kala itu menguasai seputaran Spanyol dan bagian utara Afrika.

Advertisement

484
Pemimpin Kerajaan Vandals, Raja Huneric, mengusir para uskup gereja dan membuang mereka ke Pulau Corsica yang berada di Laut Mediterania. Raja Huneric memang kerap melakukan terobosan kontroversial. Bahkan demi meraih kekuasaan di Kerajaan Vandals, ia mengudeta ayah kandungnya. Kerajaan Vandals adalah kerajaan yang kala itu menguasai seputaran Spanyol dan bagian utara Afrika.

1303
Pasukan Skotlandia bertempur dengan pasukan Kerajaan Inggris demi mendapatkan kemerdekaan dalam Pertempuran Roslin. Pertempuran itu terjadi karena pasukan Inggris yang terus berusaha menguasai wilayah Skotlandia, sedangkan Skotlandia ingin segera mengusir pasukan Inggris dari wilayahnya.

SS Gothenburg. (Wikipedia)

Advertisement

1895
Perang antara Kuba dan Spanyol untuk kali pertama pecah di Kota Santiago di Kuba. Perang tersebut meletus karena rakyat Kuba menginginkan revolusi dan segera ingin lepas dari cengkeraman Spanyol. Pertempuran antara Kuba dan Spanyol itu juga disebut dengan Perang Revolusi Kuba.

1917
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Inggris, Walter Hines Page, menerima telegram dari Kekaisaran Jerman yang menyatakan akan menjamin kembalinya New Mexico, Texas, dan Arizona kepada Meksiko. Kala itu, Kekaisaran Jerman juga mengimbau Meksiko untuk segera melakukan penyerangan ke AS demi merebut wilayah-wilayah tersebut. Telegram dari Jerman itu kini dinamai Telegram Zimmermann.

1942
Siaran Voice of America (VOA) mengudara untuk kali pertama. Kala itu, VOA menyiarkan berita di sejumlah negara, antara lain Jepang, kawasan Pasifik Selatan, dan wilayah Eropa serta Afrika Utara yang saat itu dikontrol Jerman. Tujuan penyiaran stasiun penyiaran berita Amerika Serikat (AS) di sejumlah negara tersebut tak lain untuk melakukan propaganda.

Advertisement

1945
Gerilyawan Filipina dibantu pasukan Amerika Serikat (AS) berhasil mengalahkan pasukan Jepang demi merebut kembali Kota Manila. Selain mengakibatkan sejumlah pasukan tewas, pertempuran gerilyawan Filipina yang dibantu pasukan AS dengan pasukan Jepang itu juga membunuh sekitar 10.000 warga sipil.

1971
Inggris menerapkan undang-undang pembatasan imigran yang berasal dari negara persemakmurannya. Setelah diberlakukannya undang-undang tersebut, jumlah imigran dari negara persemakmuran Inggris dibatasi sama dengan negara lain yang bukan negara persemakmuran Inggris.

1981
Pangeran Charles mengumumkan pertunangnnya dengan Putri Diana. Beberapa bulan kemudian, kandidat raja Inggris berjuluk Prince of Wales itu resmi menikahi Diana.

Advertisement

1989
Pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan pernyataan akan memberi imbalan uang senilai US$3.000.000 kepada siapa saja yang dapat menangkap Salman Rushdie, orang yang menulis buku berjudul The Satanic Verses. Buku tersebut dianggap telah menghina Nabi Muhammad dan menyinggung banyak tokoh Islam.

Fidel Castro. (Dailymail.co.uk)

2008
Pemimpin Kuba, Fidel Castro, terpaksa melepas kekuasaannya yang sudah ia jalani hampir 50 tahun. Castro diturunkan dari jabatannya sebagai presiden Kuba karena kondisi kesehatannya yang terus menurun. Majelis Nasional Kuba lantas memilih Raul Castro untuk menggantikannya sebagai Presiden Kuba. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif