Jogja
Kamis, 23 Februari 2017 - 06:41 WIB

PROYEK BANDARA KULONPROGO : Sultan Ingin NYIA Jadi Bandara Transit Internasional

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembangunan fisik yang dilakukan di lokasi Bandara Kulonprogo baru sebatas pemagaran yang telah dilakukan sejak 2 pekan lalu, Jangkaran, Temon pada Senin (30/1/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Ide menjadikan DIY sebagai bandara transit internasional bisa menjadi pertimbangan pemerintah maupun pihak terkait.

Harianjogja.com, JOGJA – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo kelak tidak sekedar menjadi bandara tujuan dari penerbangan internasional. Namun Raja Ngayogyakarta ini juga menyarankan kepada pihak terkait agar NYIA juga bisa menjadi bandara transit untuk rute internasional.

Advertisement

Sebelumnya, PT Angkasa Pura mengoperasikan terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada 2016 silam sebagai bandara transit penerbangan internasional untuk mengimbangi keberadaan Changi di Singapura.

HB X menegaskan, ia lebih setuju jika DIY tidak sekadar menjadi bandara tujuan, namun juga sebagai tempat transit penerbangan seluruh dunia setelah nanti NYIA beroperasi pada 2019. “Kalau saya ya, Jogja itu tidak sekedar [menjadi] destination, tempat tujuan tapi juga transit,” ungkapnya seusai menemui Dubes RI untuk Singapura di Kepatihan, Rabu (22/2/2017)

“Dalam arti entah penerbangan dari mana [saja] bisa ke Jogja, direct flight, tapi juga ke Australia. Jadi mungkin dari Singpaura ke Jogja tapi juga bisa ke Australia. Sehingga dari Australia pun transit di Jogja [dulu] baru ke Singapura,” imbuh Sultan lagi saat menjelaskan kemungkinan bisa dijadikan DIY sebagai transit internasional.

Advertisement

Sultan menambahkan, ide menjadikan DIY sebagai bandara transit internasional bisa menjadi pertimbangan pemerintah maupun pihak terkait. Menurutnya ide itu seharusnya menjadi isu saat ini. Sehingga ada pilihan-pilihan untuk memberikan layanan transit bagi penerbangan dunia, salahsatunya di Jogja.

“Jadi misalnya penumpang dari Amerika yang mau lewat barat itu apakah semuanya kan berhenti di Dubai atau Emirat, dari situ akan [ada pilihan] apakah lewat Malaysia, Singapura atau Jogja, bisa jadi pilihan,” kata Sultan.

Meski demikian hal itu harus dipertimbangan menyangkut fasilitas. Sultan berharap, PT Angkasa Pura I tidak sekedar menjadi Jogja sebagai tempat destinasi semata namun juga sebagai transit antar kota di dunia. Jika hal itu bisa dilakukan akan ada keuntangan yang besar. Tetapi, bandara yang dibangun perlengkapan harus memadai serta pelayanan yang sesuai standar internasional.

Advertisement

“Sekarang bagaimana fasilitas yang disediakan Angkasa Pura, tapi harapan saya tidak sekedar Jogja sebagai destinasi juga dimungkinkan jadi transit. Jelas lebih menguntungkan, perputaran duitnya kan mestinya lebih besar,” jelasnya.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Singapura Ngurah Swajaya melihat ada potensi besar khususnya dalam investasi dari Singapura ke DIY. Selain bidang wisata, namun juga ekspor produk unggulan dari DIY. Investasi yang sekarang menjadi minat Singapura antara lain pengembangan digital ekonomi atau industri kreatif serta industri animasi, investasi bidang infrastruktur dan pengembangan smart city.

Ia tidak menampik, keberadaan NYIA di Kulonprogo akan memberikan sumbangsih besar akan masuknya investasi maupun perkembangan wisatawan ke DIY. “Ya saya kira memang dukungan utama peningkatan pariwisata adalah konektivitas, [dengan ada NYIA] itu penerbangan langsung dari Singapura ke Jogja akan signifikan. Kami kembangkan join destination, jadi orang datang ke Singapura, nanti pilihannya, Singapura dengan mana, salahsatunya bisa memilih Jogja, khususnya Borobudur dan Prambanan,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif