Soloraya
Rabu, 22 Februari 2017 - 19:10 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Awal Maret 41 Angkot BST Beroperasi, Dilengkapi AC!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkot Batik Solo Trans (BST) terparkir di Kantor Dishub Solo, Selasa (10/1/2017). (NIcoulus Irawan/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo kian berbenah.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 41 unit angkutan kota (angkot) Batik Solo Trans (BST) yang berfungsi sebagai  feeder (pengumpan) akan dioperasikan awal Maret tahun ini.  Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo memastikan pengoperasional angkot yang dilengkapi fasilitas air conditioner (AC) untuk menggantikan angkot yang ada selama ini.

Advertisement

Kepastian ini setelah Pemkot bersama Koperasi Roda Sejati dan Koperasi Bersama Satu Tujuan menyepakati delapan rute koridor feeder. Kepala Dishub Solo Hari Prihatno didampingi Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Taufik Muhammad, mengatakan sesuai rencana feeder akan dilaunching sekaligus beroperasi, 2 Maret nanti.

Sebagai tahap pertama, angkot BST berupa minibus itu akan dioperasionalkan di dua koridor. Namun pihaknya belum menetapkan dua koridor itu dengan alasan masih akan dibahas lebih lanjut dengan pihak koperasi selaku operator feeder.

Sehari sebelumnya, Pemkot akan mengundang seluruh driver feeder untuk diberi pembekalan terkait operasional feeder. Pembekalan sesuai rencana dipimpin langsung Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.

Advertisement

Ganti Angkot

“Operasional feeder tak hanya mengganti angkot yang ada. Namun sekaligus merevitalisasi angkot sebagai moda transportasi umum dengan pelayanan yang lebih baik,” katanya dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (22/2/2017).

Salah satu poin pelayanan itu adalah penanaman etika bagi pengemudi angkot BST. Sopir harus lebih beretika dan mentaati aturan. Etika ini nantinya akan dijabarkan dalam standar operasional prosedut (SOP) operasional feeder, di antaranya tidak merokok saat mengemudi, mengangkut penumpang di luar kapasitas kursi, berpakaian sopan, serta mentaati aturan waktu beroperasi.

Advertisement

“Kedepan tidak akan melihat penumpang nggandul di feeder. Kalau kursi penuh tidak boleh tambah,” katanya.

Selain itu Dishub juga telah mengatur pengoperasian feeder, diantaranya time table jarak antar armada satu sama lain sekitar 8 menit. Pengemudi feeder tidak diperbolehkan ngetemterlalu lama, ataupun berjalan terlalu cepat. Hal ini dilakukan agar masa tunggu penumpang dari satu feeder ke feeder berikutnya tidak terlalu lama. “Jika sebelumnya masyarakat menunggu sampai puluhan menit jika ingin naik angkot, setelah ada feeder maksimal hanya 8 menit,” katanya.

Pihaknya berencana membuat sistem pengawasan dengan teknologi pintar, seperti aplikasi Moovit. Aplikasi ini akan dipasang di seluruh armada feeder guna memantau pergerakannya. Selama enam bulan pasca dioperasionalkan, Pemkot akan melakukan pengawasan secara intensif.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif