Jogja
Jumat, 17 Februari 2017 - 23:34 WIB

BPPTKP DIY Teliti Uap Panas yang Menyembur di Gedangsari, Ini Hasilnya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Peneliti dari Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY memasang alat detektor gas. Alat itu digunakan untuk menganalisa kandungan uap air yang keluar dari dalam tanah pekarangan rumah Trisno Wiyono, di Dusun Kayen, Desan Sampang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Jumat (17/2/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mengambil sampel uap panas yang keluar dari tanah pekarangan warga Dusun Kayen

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY mengambil sampel uap panas yang keluar dari tanah pekarangan warga Dusun Kayen, Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Dari analisis awal diketahui uap panas mengandung Karbaon dioksida (Co2) sebesar 1%.

Advertisement

Kepala BPPTKG DIY, I Gusti Made Agung Nandaka mengatakan Tim dari BPPTKG pada Jumat (17/2/2017) mendatangi lokasi semburan uap panas. Mereka melakukan penelitian terhadap adanya semburan uap panas yang muncul sejak Kamis (16/2).

“Tim datang sejak pagi, mereka mengambil sampel air dan uap,” kata dia saat dihubungi wartawan.

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh, pria yang kerap disapa Made ini memperkirakan fenomena keluarnya uap panas tersebut bukan bagain dari aktivitas vulkanik. Kendati letaknya tak jauh dari Gunung Api Purba Nglanggeran, hal itu tak mempengaruhi adanya fenomena itu. Pasalnya menurut dia aktivitas vulkanik Gunung Api Purba sudah berhenti sejak ratusan tahun yang lalu.

Advertisement

“Kemarin saya melihat foto yang dikirimkan dan informasinya kedalaman keluarnya uap hanya sekitar 15 cm, itu fenomena permukaan bukan dari aktivitas vulkanik,” katanya.

Made menduga keluarnya uap panas tersebut karena adanya pelapukan batuan dan keluar gas metan. Dan berdasarkan sejumlah peristiwa yang sama beberapa tahun lalu, menurutnya fenomena tersebut hanya akan berlangsung singkat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif