News
Kamis, 16 Februari 2017 - 09:25 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Hujan Semalam, Tiga Daerah Kebanjiran

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soloraya Hari Ini kamis (16/2/2017)

Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan hujan semalaman membuat tiga daerah di Soloraya kebanjiran.

Solopos.com, SOLO– Hujan deras yang mengguyur pada Selasa (14/2/2017) malam membuat sejumlah daerah di Soloraya kebanjiran. Kota Solo menjadi salah satu daerah yang terdampak cukup parah.

Advertisement

Ratusan rumah warga di tiga kecamatan di Solo, yakni Jebres, Serengan, dan Pasar Kliwon, terendam banjir. Sedikitnya 166 keluarga mengungsi. Di Jebres, 158 keluarga mengungsi karena kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo digenangi air.

Mereka mengungsi ke tanggul yang tak jauh dari rumah. Warga yang mengungsi tersebar di Kelurahan Sewu, Kelurahan Sangkrah, dan Kelurahan Joyosuran. Di Sewu terdapat 25 keluarga atau 78 jiwa mengungsi ke tanggul.

”Pengungsi terdiri atas 68 dewasa, tujuh anak balita, dan tiga di antaranya dalam keadaan sakit,” kata Ketua Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu, Budi Utomo, saat di Kampung Putat, Rabu (15/2/2017).

Advertisement

Satu tenda didirikan di tanggul. Selain itu, sejumlah peralatan memasak dan bahan makanan dipersiapkan di dekat tenda untuk keperluan dapur jika diperlukan. Banjir juga terjadi di sekitar kediaman Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, di Kelurahan Pucangsawit, Jebres. Ketinggian air mencapai sekitar 40 cm namun tidak memasuki rumah warga.

Sejumlah daerah di Soloraya kebanjiran menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (16/2/2017). Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan air panas di Masaran dipercayai berkhasiat, berburu selfie di candi yang lagi ngehits, dan Pemkot Solo tolak perlintasan sebidang dimatikan.

Simak cuplikan kabar halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis:

FENOMENA ALAM : Air Panas di Masaran Dipercayai Berkhasiat

Advertisement

Sebuah gas panas keluar dari sumur milik pasangan suami istri Suparmin dan Sri Sulastri di Dukuh Bendungan RT 004, Desa Dawungan, Kecamatan Masaran, Sragen, Selasa (14/2/2017) pukul 06.00 WIB. Suhu air sumur sedalam 20 meter itu semula dingin berubah menjadi panas.

Polsek Masaran langsung memasang garis polisi di areal sekitar sumur itu.Kendati demikian, para warga masih nekat mengambil air di sumur milik Suparmin, 41, di Dukuh Bendungan RT 004, Desa Dawungan, Masaran, Sragen, Rabu (15/2/2017). Warga mempercayai air sumur yang mendadak panas itu berkhasiat bisa menyembuhkan penyakit kulit dan pegal-pegal.

Air panas itu diketahui kali pertama oleh Sukiyem, 40, yang tinggal bersebelahan dengan Suparmin pada Selasa (14/2/2017) pukul 06.00 WIB. Sukiyem kaget air yang biasanya dingin mendadak menjadi panas.

Dia langsung memberitahukan peristiwa itu kepada Sri Sulastri, 39, istri Suparmin. Sri pun kaget karena dia tidak memanfaatkan air sumurnya sejak pompa airnya macet dua pekan lalu. Kebutuhan air bersih Sri hanya mengandalkan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Advertisement

Sejak itulah, berita air panas itu menyebar dari mulut ke mulut. “Sejak kemarin [Selasa] siang banyak warga berbondong-bondong datang ke sumur untuk mengambil air. Ratusan orang ada. Mereka antre untuk mengambil air.

Mereka percaya air itu bisa mengobati penyakit gatal-gatal. Para orang tua jompo pun dituntun ke sumur untuk sekadar membasuh kaki dan tangannya. Ada juga yang datang langsung menyiramkan air itu ke sekujur tubuhnya dan seterusnya,” ujar Bambang Subiyanto, Komandan Regu Polisi Desa (Poldes) yang bertugas mengamankan sumur itu, Rabu siang.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

TEMPAT WISATA : Berburu Selfie di Candi yang Lagi Ngehits

Advertisement

Libur nasional dalam rangka pilkada serentak dimanfaatkan Ana, Pipit, Juni, dan Nurul mengunjungi Candi Plaosan, Klaten, Rabu (15/2/2017) siang. Hujan deras yang sempat mengguyur kawasan itu tak menyurutkan semangat empat sekawan itu berkunjung ke candi yang berada di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan.

Berbeda dengan ketiga temannya, Ana sudah dua kali mengunjungi candi tersebut. “Saya mengantar teman-teman saja yang baru kali pertama ke sini,” kata Ana, 16, warga Desa Gaden, Kecamatan Trucuk, Rabu.

Empat pelajar SMK di Pedan itu kompak menyebut Candi Plaosan belakangan kian terkenal. “Lagi nge-hitsdi media sosial. Makanya kami ke sini karena penasaran. Nanti mau selfie kemudian di-upload,” jawab Pipit.

Hal yang sama disampaikan Leni, 19, dan Dina, 16, warga Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Rasa penasaran kakak beradik itu terbayarkan setelah puas berkeliling dan selfie di kompleks candi. Biar kekinian, Leni tak lupa me-uploadfotonya di media sosial.

“Ini baru kali pertama. Kondisi candi masih natural, terutama pada penataan batu-batunya. Saya datang ke sini karena sering lihat di IG [Instagram]. Tadi sudah foto-foto, ini sudah saya upload,” kata Leni.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement

FLYOVER MANAHAN : Pemkot Solo Tolak Perlintasan Sebidang Dimatikan

PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemkot belum satu suara terkait rencana pembangunan flyover (jalan layang) Manahan.PT KAI meminta perlintasan sebidang dimatikan.

Di sisi lain, Pemkot tetap berkukuh perlintasan sebidang diaktifkan guna mengakomodasi pengemudi becak dan para pesepeda. Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi (rakor) pembahasan flyoverManahan di ruang rapat Wali Kota, Selasa (14/2/2017).

Rakor dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda), Budi Yulistianto, didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan diikuti perwakilan PT KAI Daops VI Yogyakarta, serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan PR). Rakor yang digelar secara tertutup itu berjalan alot sehingga belum membuahkan desain rencana pembangunan flyover.

Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif