News
Kamis, 16 Februari 2017 - 10:35 WIB

PILKADA JAKARTA : Polda Metro Jaya Klaim Tak Ada Money Politics dalam Pilgub DKI

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi money politics atau politik uang. (JIBI/Solopos/Reuters/Darren Whiteside)

Pilkada Jakarta diklaim bebas dari politik uang.

Solopos.com, JAKARTA — Pemungutan suara dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak telah berlangsung Rabu (15/2/2017). Polda Metro Jaya memastikan tak terjadi praktik politik uang atau money politics dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Advertisement

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M. Iriawan di Jakarta, Rabu, menyatakan tim operasi tangkap tangan (OTT) politik uang bentukan Polda Metro Jaya tidak menemukan aksi pembagian uang untuk memilih salah satu pasangan calon.

“Tidak ada [politik uang], kalau ada sudah rapat pasti karena tim OTT sudah di mana-mana,” kata dia. Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengatakan tim OTT akan mudah menemukan oknum yang menjalankan politik uang.

Iriawan mengungkapkan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta yang digelar secara serentak juga tidak diwarnai pengerahan massa.

Advertisement

Namun demikian, ia mengakui dalam pelaksanaan pilkada serentak gelombang dua itu diwarnai insiden pemukulan yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 18 RW 007 Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

“Itu kan tidak terlalu besar jangan terlalu dibesar-besarkan artinya kan hanya lingkup di sekitar kelurahan saja,” ujar Iriawan.

Berdasarkan informasi, kejadian itu bermula saat petugas panitia pengawas menegur tim pemantau dari pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat karena mengenakan kemeja kotak-kotak.

Advertisement

Teguran itu membuat tim pemantau pasangan calon nomor urut dua itu marah sehingga terjadi keributan. Tim pemantau itu merupakan salah satu anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Andapotan Sinaga.

Selanjutnya, sekitar lima orang berpakaian kemeja kotak-kotak memukul pengurus RW setempat hingga terluka. Aksi tersebut memancing warga lain yang berada di sekitar TPS untuk membalas tindakan pemukulan yang dilakukan lima orang itu terhadap pengurus RW.

Salah satu pemukul pengurus RW menjalani perawatan di Rumah Sakit Cikini Jakarta Pusat lantaran terluka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif