Soloraya
Kamis, 16 Februari 2017 - 16:40 WIB

KECELAKAAN SOLO : 7 Nyawa Melayang dalam 2 Bulan, Waspadai Daerah Rawan Lakalantas Ini

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kecelakaan Solo, tujuh orang meninggal dunia akibat lakalantas selama dua bulan terakhir.

Solopos.com, SOLO — Tujuh orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) selama Januari-Februari 2017.

Advertisement

Kanitlaka Polresta Solo, AKP Hery Heriyanto, mengatakan awal tahun ini Satlantas Polresta Solo menerima laporan 73 kasus lakalantas. Lakalantas terbanyak melibatkan sepeda motor dengan sepeda motor.

“Jumlah korban meninggal dunia akibat lakalantas sampai Februari ada tujuh orang. Kami tidak menduga jumlah korban meninggal cukup banyak,” ujar Hery saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (16/2/2017).

Hery mengatakan jumlah korban meninggal tersebut meliputi lima orang pada Januari dan dua orang pada Februari. Korban meninggal dunia semuanya pengendara sepeda motor. Usia korban meninggal dunia 15-24 tahun.

Advertisement

“Kami mencatat lakalantas di Solo banyak terjadi di daerah rawan. Masyarakat yang melewati jalan rawan lakalantas harus lebih berhati-hati,” kata dia.

Ia menjelaskan daerah rawan lakalantas di antaranya Jl. Ahamd Yani, Jl. Adisucipto, Jl. Slamet Riyadi, kawasan Palang Joglo, Jl. Ir. Juanda, dan lainnya. Penyebab lakalantas, lanjut dia, di antaranya karena faktor kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi rambu lalu lintas, terburu-buru, dan tidak memakai helm.

“Lakalantas sering terjadi pada jam berangkat sekolah pukul 07.00 WIB sampai 08.00 WIB dan pulang kerja pukul 15.30 WIB sampai 17.30 WIB,” kat dia.

Advertisement

Hery mengatakan pelajar serta mahasiswa mendominasi korban lakalantas karena kurangnya berpengalaman ketika mengendarai sepeda motor. Ia meminta orang tua yang memiliki anak berstatus pelajar dan mahasiswa untuk mengawasinya.

Sementara itu, Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Imam Safi’i, mengatakan sosialisasi tertib berlalu lintas di kalangan pelajar terus dilakukan. Hal itu karena pelajar sering menjadi korban lakalantas.

“Di Jl. Slamet Riyadi terdapat empat black spot rawan lakalantas yakni di pertigaan Stadion Sriwedari, depan Plaza Sriwedari, perempatan Luwes, dan perempatan Ngarsopuro. Kami mengimbau agar warga yang melintas di jalan itu agar mengurangi kecepatan,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif