News
Rabu, 15 Februari 2017 - 22:23 WIB

PILKADA JAKARTA : Siapa Raih Limpahan Suara Agus-Sylvi? Ini Prediksinya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hasil quick count Pilkada Jakarta.

Limpahan suara Agus-Sylvi kini menjadi pertanyaan menjelang putaran kedua Pilkada Jakarta.

Solopos.com, SOLO — Putaran kedua Pilkada Jakarta di depan mata dan hampir dapat dipastikan diikuti Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Kini, pertanyaannya adalah ke mana suara pendukung Agus Harimurti-Sylviana Murni (Agus-Sylvi) akan berlabuh.

Advertisement

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Kuskridho Ambardi, menilai hasil quick count Pilkada Jakarta yang menempatkan Ahok-Djarot unggul tipis atas Anies-Sandi memiliki pola yang sama dengan survei sepekan lalu. Saat itu, komposisinya juga sama, yaitu Ahok-Djarot di puncak, disusul Anies-Sandi, dan Agus-Sylvi di urutan terakhir.

“Kalau dilihat polanya tidak jauh dari survei seminggu sebelumnya, urutannya sama. Jadi ini saya kira pemilih sekarang seperti ini. Tidak akan ada perubahan karena sudah 100%,” kata Kuskrido di Studio TV One yang ditayangkan langsung, Rabu (15/2/2017) malam.

Menurutnya, hasil putaran pertama akan membuat pergeseran baru di putaran kedua. Pasalnya, suara untuk Agus-Sylvi–yang kemungkinan besar tak ikut putaran kedua–akan memengaruhi hasil akhir.

Advertisement

“Lalu ke mana suara itu akan diberikan? Pergeseran di putaran kedua, informasi apa yang kita miliki supaya bisa menebak yang 17,2% ini. Sejauh mana karakterisktik demografis yang lebih mirip dengan karakteristik nomor 1. Itu kelihatannya yang ketiga [Anies-Sandi],” katanya.

Namun, menurutnya, Anies-Sandi lebih berpeluang meraih suara pendukung Agus-Sylviana dengan asumsi tidak ada blunder dari calon yang diusung Gerindra-PKS itu. Hal ini merujuk pada meningkatnya elektabilitas Anies-Sandiaga secara drastis pada Januari 2017.

“Survei Indikator bulan November-Januari, kayaknya sedikit [dukungan untuk] pasangan nomor 3 dari jumlah yang kita hitung. Tapi meningkat drastis pada Januari, ketika isu-isu penistaan dan blunder lagi Pak Basuki di persidangan menyinggung Pak Ma’ruf Amin. Sehingga ada akumulasi, bahwa mereka yang semula memaafkan Ahok, melihat masih bermasalah.”

Advertisement

Selain soal kontroversi Ahok, pasangan incumbent juga menjadi sorotan karena perolehan suara saat ini tidak sebanding dengan tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap Ahok-Djarot. Hal itu dinilai karena Ahok-Djarot terlalu mengandalkan catatan kinerja mereka yang dinilai baik oleh masyarakat.

Dulu sampai 53%, lalu jatuh, lalu ada recovery. Namun belakangan naiknya sedikit. Jadi harus ada sesuatu yang baru untuk dilakukan. Kinerja incumbent selalu bagus, di atas 65%. Kenapa perolehan suaranya di bawah 50%? Berarti kinerja saja tidak cukup,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif