Entertainment
Rabu, 15 Februari 2017 - 22:10 WIB

Menurut Akademisi Indonesia Krisis Lagu Anak-Anak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Indonesia mengalami krisis lagu anak-anak.

Solopos.com, JAKARTA – menurut akademisi yang juga Direktur Global Sevilla School Jakarta Robertus Budi Setiono mengatakan Indonesia mengalami krisis lagu anak-anak.

Advertisement

“Berbeda dengan satu dekade lalu, saat ini nyaris tidak ada lagu-lagu baru yang diciptakan dan diperuntukkan khusus untuk dunia anak,” ujar Budi di Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Terkait hal itu dilansir Antara, Budi mengaku prihatin. Anak-anak di era kini banyak dicekoki dengan lagu-lagu orang dewasa yang akan berdampak pada psikologis anak tersebut ketika dewasa, yang dapat bertingkah kekanak-kanakan.

Kelangkaan lagu anak-anak merupakan bagian dari rendahnya minat dunia bisnis permusikan untuk mengembangkan lagu anak. Musik seperti halnya industri bisnis, jika tidak menguntungkan maka tidak akan dijalankan.

Advertisement

Budi mengajak seluruh pemerhati dunia pendidikan untuk mengembalikan lagu anak ke dunia pendidikan, serta jangan dimasukkan ke jalur bisnis. Melalui lagu, bisa mendidik serta otak kanan anak sejak dini.

“Daya imajinasinya masih murni, otak kanan harus dikembangkan sejak dini,” kata Budi sembari menyebutkan sekolahnya mengadakan konser yang diperuntukkan untuk menghormati pencipta lagu anak Ibu Soed.

Cucu Ibu Soed, Carmanita yang juga hadir dalam acara tersebut menyebutkan, karya lagu anak ciptaan Ibu Soed sudah mencapai lebih dari 340 lagu. Tak hanya menciptakan lagu anak, Ibu Soed juga menciptakan lagu kemerdekaan.

Advertisement

“Ibu Soed, kalau menciptakan lagu maka ia akan membayangkan menjadi anak kecil itu ketika menciptakan lagu,” kata Carmanita.

Sementara itu, pemerhati perempuan dan anak, Deisti Novanto, mengatakan Indonesia tak hanya kekurangan lagu. tetapi juga kekurangan film-film anak. Deisti juga mengimbau segenap pemangku kepenting perfilman di Indonesia dapat memberikan perhatian dalam proses kreatifnya untuk memproduksi lebih banyak film edukatif bagi anak Indonesia.

“Perlu ada kesepakatan antara pemerintah sebagai pembuat regulasi, para sineas dan masyarakat dalam mengembangkan industri perfilman di Indonesia,” kata Deisti yang juga Ketua Umum Ikatan Istri Partai Golkar itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif