Soloraya
Senin, 13 Februari 2017 - 12:25 WIB

BENCANA SUKOHARJO : Tanggul Bengawan Solo Kritis, Bupati Wardoyo Kirim Surat ke Presiden

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wardoyo Wijaya (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Bencana Sukoharjo, bupati mengirim surat ke presiden terkait kerusakan talut dan tanggul Bengawan Solo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang kondisi kerusakan talut dan tanggul Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

“Talut atau tanggul kritis di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo merupakan tanggung jawab balai besar [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo/BBWSBS) bukan Pemkab Sukoharjo. Kami sudah perintahkan BPBD mengirim surat ke Presiden tentang kondisi kerawanan tanggul-tanggul di Sukoharjo,” kata Bupati saat ditemui wartawan di Sukoharjo, Sabtu (11/2/2017).

Dia menilai BBWSBS kurang gereget sehingga perbaikan tanggul rusak sering terlambat. Akibatnya 200 hektare hingga 300 haktare tanaman pertanian di Sukoharjo tergenang sehingga merugikan penduduk.

Bupati mencontohkan soal penanganan Sungai Langsur untuk mengatasi genangan di Sukoharjo Kota hingga kini belum ada titik terang. Sungai Langsur merupakan anak Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

“Jika turun hujan intensitas tinggi daerah-daerah aliran Sungai Langsur masih menggenang. Dahulu Pemkab Sukoharjo sudah berencana mendanai pembebasan lahan sepanjang aliran Sungai Langsur tetapi batal karena bukan kewenangan Pemkab Sukoharjo. Namun hingga sekarang perbaikan maupun pembebasan terkatung-katung sedangkan bencana genangan air dialami warga Sukoharjo terus-menerus,” jelasnya.

Dia menuturkan kondisi tanggul rawan sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo cukup tinggi. Bupati berharap ada percepatan penanganan utamanya pengerukan sedimentasi sehingga volume sungai bisa menampung air cukup banyak. Bupati juga menegaskan perbaikan tanggul menjadi satu mata rantai yang dilakukan secara berantai tidak secara blok.

“Selama kerusakan tanggul menjadi tanggung jawab Pemkab Sukoharjo segera ditangani tetapi yang terjadi sekarang ini sejumlah tangggul dan talut rusak terjadi di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dan anakan sungai,” kata dia.

Advertisement

Terpisah, Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto beberapa waktu lalu menjelaskan sudah mendata kerusakan tanggul dan talut Sungai Bengawan Solo dan anakan sungai. Menruutnya kerusakan tanggul atau talut yang perlu mendapatkan penanganan prioritas segera adalah tanggul di bantaran Kali Samin Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban.

Sebelumnya Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Solo menyiapkan dua mobil pompa saat genangan air terjadi di wilayah Sukoharjo Kota. Dua mobil itu berfungsi memompa air sehingga debit genangan bisa berkurang. Dua mobil milik BBWSBS memiliki kapasitas menyedot air sejumlah 250 liter per detik.

“Bukan kami mendiamkan, bukan kami tak peduli terhadap normalisasi Kali Langsur tetapi kami sudah melangkah mengajukan usulan studi teknis pada 2017. Kami juga telah memikirkan apakah perlu dibuat pompa di ujung Kali Langsur. Yang jelas, di musim penghujan tahun ini dua mobil pam berkapasitas 250 liter per detik disiagakan di Sukoharjo untuk menyedot air,” ujar Kepala BBWSBS Solo, Yudi Pratondo, di hadapan anggota Komisi III DPRD Sukoharjo yang datang ke Kantor BBWSBS di Kartasura, Sukoharjo, pada Mei 2016.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif