News
Senin, 13 Februari 2017 - 02:00 WIB

Anak Muda Indonesia Paling Bahagia

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan anak muda dengan mengunakan glowstick mengikuti Glowing Run di halaman The Park, Solo Baru, Sabtu (20/12/2014). (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Hasil survei menunjukkan anak muda Indonesia paling bahagia.

Solopos.com, SOLO — Anak muda di Indonesia termasuk yang paling bahagia di dunia, kata survei yang dilakukan organisasi Inggris Varkey Foundation, dengan skor umum mencapai 90%. Salah satu mahasiwa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Daham Fathoni, 19, mengaku setuju dengan survei tersebut. Pasalnya, Indonesia jauh dari konflik dan kekerasan. Dari situlah, ia merasa sehat secara mental.

Advertisement

“Hidup di sini aman, tenteram. Enggak ada yang namanya perang atau konflik. Paling yang bikin geleng-geleng itu politik atau lihat hoax di media sosial (medsos). Tapi, saya sih tidak sering berinteraksi via medsos jadi hal tersebut sama sekali tidak berpengaruh. Saya lebih suka ngobrol dan nongkrong sama teman karena benar-benar bikin refresh, terlebih saat tugas kuliah lagi banyak,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (10/2/2017).

Kesehatan Mental

Selain kesehatan mental yang menurutnya prima, mahasiswa semester IV jurusan ilmu komunikasi penyiaran Islam itu juga mengaku biaya murah membuat fisiknya tetap sehat. Ia bisa mendapatkan makanan kaya gizi dengan harga relatif murah di Solo.

Advertisement

“Satu lagi yang bikin saya bahagia itu kondisi finansial yang stabil.Makanya, saya cari tambahan uang saku pakai medsos buat jualan pulsa dan sepatu.Saya rasa itu saja beberapa hal yang bikin saya bahagia,” ucap warga Donohudan, Boyolali itu.

Senada, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Aghniya Fitrisna, 22, mengaku setuju dengan beberapa hasil survey, namun ada poin lain yang tak disetujuinya. “Buat saya lingkungan itu mendukung banget buat bahagia atau tidak. Di Indonesia, orangnya menghargai pluralitas. Saya merasa nyaman karena di sini minim konflik,” kata dia.

Tisna, sapaan akrabnya juga mengaku optimistis punya masa depan cerah. Di akhir masa studinya, ia yakin di masa mendatang bakal mendapatkan pekerjaan sesuai harapannya. “Sudah KKN (kuliah kerja nyata) sampai ke Lombok, bagaimana saya enggak merasa optimistis? Saya punya beberapa keinginan positif untuk membantu anak-anak di daerah ini. Hal itu pulalah yang mendorong saya punya cita-cita,” ucap Tisna.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif