News
Minggu, 12 Februari 2017 - 01:00 WIB

PELUANG USAHA : Untung Jutaan Bisnis Buah Tin Olahan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buah tin varietas green Jordan (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Peluang usaha dari bisnis buah tin masih terbuka luas.

Solopos.com, SOLO —  Sejak awal tahun, pohon tin menjadi primadona para pencinta tanaman di wilayah Soloraya. Mereka mengoleksi ratusan batang tanaman bernama latin Ficus carica itu. Awalnya, prospek budidaya mengarah ke produksi bibit, namun belakangan mereka mulai mengolah daun dan buahnya menjadi sumber pangan.

Advertisement

Teh celup daun tin (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Daun dan buah tin dipercaya memiliki khasiat yang tak sedikit. Berbagai penelitian menyebutkan buah tin kaya antioksidan sehingga cocok untuk menjaga stamina tubuh. Sedangkan daun tin, dapat diolah menjadi teh untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan.

Advertisement

Daun dan buah tin dipercaya memiliki khasiat yang tak sedikit. Berbagai penelitian menyebutkan buah tin kaya antioksidan sehingga cocok untuk menjaga stamina tubuh. Sedangkan daun tin, dapat diolah menjadi teh untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan.

Khasiat tersebut tak hanya berasal dari satu varietas tin, tapi hampir seluruhnya. Mulai dari yang paling jamak dibudidayakan, yakni green jordan, purple jordan, dan brown turky hingga khurtmani (red turky), osborn prolifik, red palestine, dan sultan. Salah satu produsen olahan buah tin di Kecataman Tawangmangu, Karanganyar, Warta Kusuma, mengaku mulai memproduksi olahan tin sejak empat bulan terakhir.

Sebelumnya, sama seperti pehobi lain, ia lebih fokus memperbanyak bibit lantaran permintaan yang tinggi. Namun, peluang tersebut akhirnya ia lakukan sembari tetap menjalankan bisnis jual beli bibit.

Advertisement

Saat ini, warga Dusun Watusambang RT004/RW006 Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu itu memiliki 400an batang tin. Dari ratusan batang tersebut per bulannya ia mampu memproduksi teh daun tin sebanyak 10-15 kg. Sedangkan produksi buah tin kering, selai, dan manisan reratanya 2-5 kg.

Skala Kecil

Selai dari buah tin (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Advertisement

Kendati berskala kecil, Warta menyebut kemampuan produksi tersebut bergantung pada bahan baku yang ada. Buah tin tak banyak dijual lantaran saat ini pehobi masih banyak yang fokus pada jual beli bibit. “Kalau pasokan buahnya banyak, kami bisa produksi lebih banyak. Misalnya, olahan buah tin kering pernah tembus 10 kg dalam tempo sebulan,” tuturnya.

Untuk memperbanyak pasokan bahan baku, ia bekerja sama dengan Komunitas Tin dan Zaitun Soloraya (Kotis). Pehobi dan petani yang tergabung dalam komunitas itu secara rutin memasok daun dan buah ke Warta. Setiap kilogram daun tin kering dihargai Rp100.000, sedang daun basah senilai Rp50.000 tiap kilonya.

“Perbandingan daun basah dan kering 1:5, Jadi setiap 5 kg daun basah hanya jadi 1 kg daun kering. Selain dari Kotis, saya juga menerima pasokan dari petani sekitar di wilayah Tawangmangu. Sementara pasokan buah biasanya saya dapat dari daerah Mojokerto, Jawa Timur senilai Rp25.000 – Rp50.000 per kg tergantung kualitas,” ungkap dia.

Advertisement

Dari bisnisnya tersebut, Warta mengaku omzet per bulannya mencapai Rp40 juta. Pundi-pundi rupiah itu berasal dari penjualan bibit dan olahan produknya. “Permintaan teh daun tin saya batasi per bulan sekitar 10-15 kg. Saya tak bisa memproduksi lebih banyak karena lagi-lagi bahannya yang masih kurang,” kata Warta.

Lewat brand olahan kebun buah tin Watusambang, Warta menjual teh daun tin seberat 250 gram dengan harga Rp55.000 untuk grade biasa. Daun teh tersebut terbagi menjadi tiga grade yakni super, biasa, dan sisa. Grade super dihasilkan dari pucuk daun tin muda, sedangkan grade biasa berasal dari daun tua. “Untuk grade sisa kami olah menjadi pakan yang banyak diminta peternak kambing dan sapi,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif