Jatim
Sabtu, 11 Februari 2017 - 16:05 WIB

Inflasi Kota Madiun 1,39% Dipicu Kenaikan Biaya STNK dan Harga Cabai

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Dok/JIBI)

Inflasi di Kota Madiun pada Januari tergolong tinggi.

Madiunpos.com, MADIUN – Laju inflasi di Kota Madiun pada bulan Januari 2017 mencapai 1,39 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 124,44.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota MadiunFirman Bastian mengatakan angka inflasi itu naik jika dibandingkan dengan inflasi Januari tahun lalu yang tercatat hanya 0,49 persen.

“Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya dan terendah di Banyuwangi. Kota Madiun menjadi urutan keempat,” ujar Firman Bastian kepada wartawan di Madiun, Kamis (9/2/2017).

Menurut dia, inflasi di Madiun terjadi karena dipengaruhi kenaikan harga yang ditunjukkan perubahan indeks pada sejumlah kelompok pengeluaran.

Advertisement

Terutama pada kelompok bahan makanan sebesar 0,97 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, serta tembakau sebesar 0,27 persen; serta kelompok perumahan, air, gas, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,44 persen.

Selain itu, kelompok pendidikan sebesar 1,04 persen; juga kelompok transportasi, komunikasi, dan keuangan sebesar 4,15 persen.

“Adapun, komoditas yang signifikan memengaruhi terjadinya inflasi di antaranya biaya perpanjangan STNK, cabai rawit, tarif dasar listrik [TDL], BBM, dan sayur mayur,” kata dia.

Advertisement

Sedangkan komoditas yang menekan laju inflasi antara lain, bawang merah, angkutan antarkota, tomat sayur, telur ayam ras, dan kacang panjang.

Pihaknya mengakui, inflasi yang terjadi kali ini cukup tinggi. Oleh sebab itu, hal ini menjadi tugas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Pemkot Madiun untuk lebih aktif menjaga stabilitas harga pangan di Kota Madiun agar inflasi dapat ditekan.

Sesuai data BPS setempat, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya yang mencapai 1,76 persen, Jember hingga 1,46 persen, Malang hingga 1,45 persen.

Kemudian, Madiun hingga 1,39 persen, Probolinggo 1,15 persen. Selanjutnya, Kediri 0,94 persen, Sumenep hingga 0,67 persen, dan terakhir Banyuwangi 0,66 persen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif