Jogja
Sabtu, 11 Februari 2017 - 12:20 WIB

ANGKUTAN GUNUNGKIDUL : Trayek Tak Merata, Apa Solusinya?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis Indonesia)

Angkutan Gunungkidul akan ditertibkan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infromasi (Dishubkominfo) segera menertibkan sejumlah angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul. Pasalnya jumlah angkutan umum yang ada di Gunungkidul tidak diikuti dengan pemerataan trayek.

Advertisement

Kepala Dishubkominfo Kabupaten Gunungkidul, Purnama Jaya mengakui jika transportasi umum di Gunungkidul belum tertata dengan baik. Hal itu lantaran jumlah armada angkutan transportasi baik angkutan perdesaan (Angkudes) maupun angkutan kota (Angkot) melebihi jumlah yang diperlukan.

Baca Juga : ANGKUTAN GUNUNGKIDUL : Dishubkominfo Segera Lakukan Penertiban

Menurut data yang dia dikumpulkan, hingga kini terdapat lebih dari 400 armada angkutan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sementara menurut perhitunganya jumlah yang dibutuhkan hanya sebanyak 250 armada. “Yang dibutuhkan hanya sekitar separuhnya,” kata Purnama.

Advertisement

Kendati jumlah angkutan yang ada sudah berlebihan, namun menurut dia masih dalam batas toleransi. Akan tetapi jumlah angkutan tersebut kata dia musti diimbangi dengan ketersediaan trayek operasional masing-masing armada.

Menurut percermatan yang telah dia lakukan di lapangan, sejumlah trayek terdapat yang kekurangan armada, dan ada yang sama sekali tidak ada armada. Namun di sejumlah trayek kata dia malah ada yang sampai kelebihan armada. “Hal tersebut menjadikan trayek kurang merata. Sudah kami himbau, namun sulit diminta pindah,” ujarnya.

Sementara itu Wandiyo, operator angkutan umum di Gunungkidul, meminta agar Dinas dapat adil dalam membagi trayek antar angkutan. Pasalnya, ada tidaknya trayek dikarenakan ramai tidaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi di wilayah tersebut.

Advertisement

Terkait armadanya yang banyak mengalami kerusakan, ia mengatakan karena tidak dapat mengeluarkan uang untuk biaya pemeliharaan karena sering susah kembali modal akibat sepinya pengguna jasa transportasi miliknya.

“Seringkali uang yang disetor tidak mencukupi untuk biaya pemiharaan semua armada. Alhasil kami hanya beroperasi seadanya, namun alat-alat kelengkapan penting seperti rem dan lainnya tetap kami perhatikan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif