Jatim
Jumat, 10 Februari 2017 - 14:05 WIB

Tim UGM Lacak Sejarah Kabupaten Madiun hingga ke Belanda

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim peneliti sejarah Kabupaten Madiun dari UGM Yogyakarta menunjukkan hasil penelitian sementara kepada Bupati Madiun, Muhtarom, di Pendapa Pemkab Madiun, Kamis (9/2/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Tim penelusuran sejarah Kabupaten Madiun dari UGM Yogyakarta mencari dokumen dan bukti sejarah hingga Belanda.

Madiunpos.com, MADIUN — Tim peneliti sejarah Kabupaten Madiun dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan penelusuran dan mencari sumber-sumber dokumen tentang Madiun hingga ke pusat arsip Den Haag, Belanda. Sejumlah arsip mengenai Kabupaten Madiun pada masa kolonial hanya ada di Negara Kincir Angin.

Advertisement

Selain mengumpulkan arsip dan dokumen di Den Haag, tim peneliti juga mencari sumber-sumber sejarah di Pusat Arsip Nasional RI dan Balai Arkeologi Yogyakarta. Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap sejumlah pelaku sejarah dan penguasa Madiun pada saat era orde lama dan orde baru yang masih hidup.

Ketua Tim Penelitian Sejarah Kabupaten Madiun, Sri Margana, mengatakan penelusuran dan penelitian sejarah Kabupaten Madiun sudah dimulai sejak September 2016 dan ditarget selesai pada Juli 2017. Saat ini tim sedang mengumpulkan berbagai dokumen dan arsip mengenai sejarah Madiun.

Advertisement

Ketua Tim Penelitian Sejarah Kabupaten Madiun, Sri Margana, mengatakan penelusuran dan penelitian sejarah Kabupaten Madiun sudah dimulai sejak September 2016 dan ditarget selesai pada Juli 2017. Saat ini tim sedang mengumpulkan berbagai dokumen dan arsip mengenai sejarah Madiun.

Dia menyampaikan penelitian sejarah Madiun ini akan dibagi dalam berbagai periodesasi yaitu masa Hindu, masa Majapahit, zaman kekuasaan Mataram Islam, masa kolonial yaitu mulai tahun 1830, masa pendudukan Jepang, masa revolusi, masa orde lama, masa orde baru, masa reformasi, dan masa kini.

Dari periodesasi yang akan diteliti itu, kata dia, peniliti mengaku kesulitan untuk mencari arsip pada saat orde baru, reformasi, dan Hindu. Pada saat orde baru dan reformasi, dokumen-dokumen mengenai pemerintah Kabupaten Madiun sulit didapat. Hal ini karena pada zaman itu administrasi tidak dibukukan secara tertib dan terbengkalai.

Advertisement

Mengenai minimnya dokumen di zaman Hindu, kata dia, peneliti hanya mengandalkan artefak mengenai pemerintahan zaman itu. “Kalau zaman Hindu memang sumbernya minim yaitu hanya berupa artefak, kami hanya mengandalkan hasil penelitian dari Balai Arkeologi Yogyakarta,” ujar dia.

Untuk sumber-sumber dokumen dari masa penjajahan, kata Margana, tim peneliti akan mengumpulkan sumber-sumber dokumen di Pusat Arsip Nasional hingga ke Pusat Arsip Den Haag, Belanda. Selain itu, tim peneliti juga akan mewawancarai sejumlah pelaku sejarah dan penguasa Madiun pada zaman orde baru dan reformasi yang saat ini masih hidup.

“Ada beberapa pelaku sejarah yang saat itu menjadi pejabat di Madiun masih hidup, kami akan menggali informasi dari sumber-sumber sejarah itu,” jelas Margana.

Advertisement

Lebih lanjut, dia menyampaikan penelitian sejarah Kabupaten Madiun ini dilakukan berdasar atas permintaan Bupati Madiun, Muhtarom. Sebenarnya Pemkab Madiun pernah membuat buku sejarah mengenai Kabupaten Madiun sebanyak dua kali yaitu tahun 1985 dan 2005.

Namun, kedua buku sejarah itu dianggap kurang valid dan belum memuaskan. Sehingga, tim peniliti dari UGM diminta untuk melakukan penelitian dan penelusuran sejarah Kabupaten Madiun.

Menurut Margana, penulusuran sejarah sangat penting supaya pemerintahan dan masyarakat di Madiun tidak mengulangi kesalahan yang sama pada zaman sebelum-sebelumnya. Selain itu, sejarah juga penting untuk menggali karakter bangsa dan mengenali identitas kebudayaan bangsa.

Advertisement

“Salah satu kisah yang menarik yaitu perjalanan Bupati Madiun pertama, Brotodiningrat. Brotodingrat merupakan sosok yang berani melakukan perlawanan terhadap birokrasi kolonial yang dianggap korup. Dan kemudian dia dikriminalisasikan dan dibuang,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif