Jogja
Jumat, 10 Februari 2017 - 18:55 WIB

Harga Cabai Melambung, Pemerintah Tidak akan Impor

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga sedang mengambil bibit cabai yang dibagikan secara gratis saat pencanangan gerakan tanam cabai, padi, jagung dan kedelai 2017, di Pendopo Sewokoprojo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Kamis (9/2/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Harga cabai melambung, Pemerintah tidak akan mengimpor

Harianjogja.com, SLEMAN—Kementerian Pertanian merespon tingginya harga cabai rawit di pasaran dengan melakukan gerakan menanam cabai. Kementerian menyebut tidak akan melakukan impor cabai rawit untuk menurunkan harga cabai rawit, pasalnya produksi cabai nasional dinilai sudah mencukupi.

Advertisement

Inspektur Jendral Kementerian Pertanian, Justan Riduan Siahaan mengatakan, di tengah harga cabai rawit yang kian melambung hingga menyentuh harga Rp150.000. Pihkanya tidak akan melakukan impor cabai demi menekan harga di pasar supaya turun. Pasalnya produksi cabai nasional dianggap sudah mencukupi. “Kami tidak akan impor cabai rawit,” kata dia, Kamis (9/2/2017).

Dia mengakui bahwa dahulu memang masih sering impor cabai jenis merah kriting lantaran masih kekurangan produksi. Namun sekarang produksi cabai dianggap sudah mencukupi.

Advertisement

Dia mengakui bahwa dahulu memang masih sering impor cabai jenis merah kriting lantaran masih kekurangan produksi. Namun sekarang produksi cabai dianggap sudah mencukupi.

Menurutnya saat ini, minimal setiap daerah atau provinsi ada 10.000 hektare tanaman cabai. Sedangkan kebutuhan cabai nasional sekitar 120.000 hektare, sehingga menurut dia sudah sangat mencukupi.

Selain itu, dengan impor cabai menurutnya malah akan memerlukan biaya yang lebih tinggi, dan membuat harga jualnya menjadi lebih tinggi. Dan Justan menyebut banyak negara yang memproduksi cabai rawit merah. Menurutnya hanya Meksiko yang memiliki cabai rawit dengan kualitas setara pedasnya dengan cabai rawit Indonesia.

Advertisement

Kendati demikian, agar masyarakat tidak terlalu terdampak dengan tingginya harga cabai, pihkanya kemudian mencanangkan gerakan tanam cabai. Di seluruh Indonesia akan dibagikan sebanyak lima juta bibit cabai.

“Jadi ini program nasional, sebanyak 25.000 [bibt cabai] dibagikan di Gunungkidul. Itu adalah bagian dari sekitar lima juta bibt cabai secara nasional,” ungkapnya.

Dengan setiap rumah tangga dapat menanam cabai, maka kata dia tidak ada lagi masalah kelangkaan cabai. Dan tidak akan ada lagi yang meributkan perihal tingginya harga cabai. Karena target gerakan tanam cabai menurutnya agar produksi cabai sesuai dengan kebutuhan.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Gunungkiudul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan konsep dalam gerakan tanam cabai adalah dengan memanfaatkan pekarangan.

Pihaknya akan mendorong Kelompok Kawasan Pangan Lestari dan Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Sehingga dapat menginisiasi masyarakat lainya untuk menanam cabai.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Badingah mengimbau masyarakat agar tidak hanya menanam cabai saja. Namun dalam upaya khusus program pemerintah untuk pencapaian swasembada pangan juga dilakukan pada komoditas padi jagung kedelai (Pajele), dan sektor peternakan yaitu sapi indukan wajib bunting.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif