Umum
Rabu, 8 Februari 2017 - 23:55 WIB

TRANS JOGJA : Kemacetan Belum Teratasi, Lalu Bagaimana?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah karya instalasi kupu-kupu dipasang pada langit-langit halte Trans Jogja di Jalan Margomulyo, Yogyakarta, seperti terlihat pada Sabtu (14/6/2014). Pada 2016 mendatang sedikitnya 100 bus baru akan beroperasi.

Trans Jogja Belum dapat Atasi Kemacetan

Harianjogja.com, JOGJA — Keberadaan Trans Jogja hingga saat ini dinilai belum mampu mengatasi kemacetan. Tingkat keterisian penumpang armada bus (load factor) tergolong masih minim hanya 25%7, padahal idealnya 70% dari total armada bus. Penyebabnya, angkutan ini belum memberikan fasilitas yang memadai kepada para penggunanya.

Advertisement

Kepala Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Munawar menjelaskan, survei terhadap Trans Jogja pernah dilakukannya secara terus menerus sejak Januari hingga Agustus 2016 lalu dengan jumlah respoden 130 orang pengguna Trans Jogja. Hasil penelitian itu, berkesimpulan keberadaan Trans Jogja belum sepenuhnya mampu mengatasi kemacetan di Kota Jogja. Dari 130 responden, sebanyak 71,5% menyatakan Trans Jogja belum dapat mengatasi kemacetan, bahkan ada sekitar 3,8% berpandangan justru menambah kemacetan. Selain itu ada yang menilai Trans Jogja sudah dapat mengatasi kemacetan tercatat 21,5%.

“Dari penelitian itu kami mendapatkan load factor sekitar 25%, idealnya harus 70%, tetapi untuk mencapai itu masih perlu waktu,” ungkapnya seusai menjadi narasumber dalam Rapat Pansus Pengawasan Trans Jogja di DPRD DIY, Rabu (8/2/2017).

Trans Jogja yang diharapkan menjadi pilihan masyarakat untuk beralih ke angkutan umum berjalan selama delapan tahun belum sepenuhnya memiliki daya tarik. Akibatnya, kata Munawar, masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Dari hasil survei pula, responden beralasan bahwa mereka sebagian besar merasakan bahwa Trans Jogja belum sesuai keinginan. Ketika menggunakan layanan itu, masyarakat belum merasakan lebih aman atau lebih cepat dari kendaraan pribadi. Serta kenyamanan dalam bus masih kurang hingga jaringan rute yang belum diperluas sehingga tidak dapat menyentuh secara keseluruhan warga.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif