News
Rabu, 8 Februari 2017 - 00:00 WIB

6 Tahun Berpisah, Gadis Cilik Yaman Bertemu Keluarga di AS

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Eman Ali (kiri) terharu saat bertemu dengan Salma Ali (kanan) di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat (Daily Mail)

Gadis cilik asal Yaman ini bertemu dengan keluarganya yang tinggal di Amerika Serikat setelah enam tahun berpisah.

Solopos.com, SAN FRANCISCO – Kebijakan pembatasan imigran Donald Trump yang ditolak Mahkamah Agung Amerika Serikat membawa angin segar bagi banyak orang, salah satunya Eman Ali, gadis cilik berusia 12 tahun asal Yaman. Sebelumnya, ia bersama sang ayah, Ahmed, terjebak di Djibouti setelah Trump mengeluarkan kebijakan pembatasan imigran dari tujuh negara masuk ke Amerika Serikat.

Advertisement

Dikabarkan Nbcbayarea, Minggu (5/2/2017), suasana haru terjadi saat Eman Ali dan Ahmed sampai di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat. Pada pertemuan itu, Eman tampak tak kuasa menahan rasa rindu ketika bertemu saudaranya, Salma Ali.

Keduanya berpelukan dengan erat guna meluapkan rasa rindu setelah enam tahun tidak bertemu. Pertemuan Eman dengan keluarganya disaksikan oleh sejumlah orang yang menolak kebijakan Trump dan jurnalis media lokal Amerika Serikat.

Ahmed dan Eman sejak lama berencana menemui keluarga mereka yang telah menetap di Amerika Serikat. Sayangnya, keinginan mereka bertemu dengan sanak saudara pupus karena adanya kebijakan pembatasan imigran.

Advertisement

Pesawat yang mereka tumpangi terpaksa mendarat di Djibouti, awal pekan lalu. Kebijakan itu membuat mereka terpaksa menetap selama beberapa hari di Djibouti, sebuah tempat asing bagi keduanya.

Beruntung, pada Sabtu (4/2/2017), sore, keduanya bisa melanjutkan keinginan bertemu dengan sanak saudaranya bisa terwujud. Keduanya dijadwalkan melakukan perjalanan naik pesawat ke Istanbul, Turki, kemudian dilanjutkan ke San Francisco, Amerika Serikat.

Perjalanan itu berhasil dilakukan berkat bantuan Katy Lewis, pengacara keluarga mereka. Guna mewujudkan kliennya, Katy telah melakukan berbagai upaya hukum.

Advertisement

“Aku telah melakukan berbagai upaya agar pemerintah memberi izin kepada Ahmed dan Eman untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Namun, saat larangan Trump diterbitkan, usahaku menemui jalan buntu. Untungnya, beberapa hari kemudian kebijakan itu ditangguhkan, dan klienku bisa pergi dengan aman ke Ameika Serikat,” tutur Katy, seperti dikabarkan Slatest.

Kini, Ahmed berencana menetap di Amerika Serikat bersama keluarganya karena merasa kampung halamannya di Yaman sudah tidak aman. Ia mengaku ingin menjalani kehidupan baru di tempat yang dianggap aman. Ia bahkan berencana mengubah status kewarganegaraannya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif