Jogja
Selasa, 7 Februari 2017 - 11:55 WIB

PILKADA JOGJA : Kampanye Terbuka, Tidak Ada Pengerahan Massa Dari Dua Paslon

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pasangan calon walikota dan wakil walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi dan Imam Priyono-Achmad Fadli menunjukkan nomor undian mereka dalam rapat pleno terbuka pengundian nomor urut pasangan calon walikota dan wakil walikota Yogyakarta tauhun 2017 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta, Selasa (25/10/2016). Hasil pengundian pasangan calon walikota-wakil walikota Imam Priyono-Achmad Fadli mendapatkan nomor urut 1 sedangkan Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi mendapatkan nomor urut 2. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pilkada Jogja akan memberikan kesempatan untuk kampanye terbuka

Harianjogja.com, JOGJA-Dua pasangan calon walikota dan wakil walikota Jogja periode 2017-2022 sama-sama tidak akan memanfaatkan jatah kampanye terbuka dengan pengerahan massa besar-besaran. Mereka menganggap kampanye dialogis dengan mendatangi warga langsung selama ini cukup efektif.

Advertisement

“Tim Imam Priyono-Achmad Fadli tidak melakukan [mengambil jatah kampanye terbuka], karena rawan konflik,” kata Anggota Tim Sukses Pasangan Calon Imam Priyono-Achmad Fadli, Dimas Wicaksono, Senin (6/2/2017).

Ketua Tim Pemenangan Imam-Fadli, Danang Rudiatmoko mengatakan banyak pertimbangan untuk tidak kampanye terbuka. Selain menjaga kondusifitas Kota Jogja, juga karean waktunya mepet. Awalnya kamanye terbuka direncanakan pada Minggu lalu, namun karena bertepatan dengan kunjungan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kristianto, sehingga kampanye terbuka dibatalkan karena tidak mungkin menggelar acara besar bersamaan.

Meski tidak mengambil jatah kampanye terbuka, Danang tidak khawatir berimbas pada elektabilitas Imam-Fadli. “Selama ini yang dilakukan cukup efektif. Bersentuhan langsung dengan warga,” kata dia.

Advertisement

Saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan survei internal keterpilihan Imam-Fadli.

Sementara Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Nomor Dua, Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi jauh-jauh hari sudah menyatakan tidak akan mengambil jatah kampanye terbuka.

Menurut Haryadi,  kampanye terbuka rawan mengganggu kepentingan umum karena biasanya dilanjutkan kampanye terbuka cenderung ada konvoi kendaraan bermotor.

Advertisement

“Iring-iringan konvoi kendaraan bermotor ini tentu berpotensi mengganggu masyarakat sehingga kami memilih untuk tidak melakukannya,” kata Haryadi, akhir Januari lalu. Haryadi juga menganggap kampanye dialogis yang saat ini dilakukan sudah cukup efektif.

Dari jadwal kampanye yang dibuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja, kampanye terakhir Imam-Fadli jatuh pada Kamis (9/2/2017), sedangkan paslon Haryadi-Heroe berakhir pada Jumat (10/2/2017).

Ketua KPU Kota Jogja, Wawan Budianto mengatakan sesuai aturan paslon harus memberitahukan jika akan mengambil jatah kampanye terbuka maksimal tiga hari sebelumnya kepada penyelenggara pemilu dan kepolisian. “Sampai saat ini kami belum menerima pemberitahuan kampanye terbuka,” kata Wawan.

Pihaknya tidak bisa melarang paslon untuk berkampanye terbuka karena itu hak paslon. Karena itu KPU masih akan menunggunya sampai habis masa kampanye.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif