Bencana Boyolali, satu alat berat disiagakan di jalur SSB untuk mengantisipasi longsor.
Solopos.com, BOYOLALI — Pengawas Jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB) Bina Marga Jateng, Sumarwan, menyatakan sudah menyiapkan satu alat berat untuk mengantisipasi jika longsor kembali terjadi dan menutup jalur SSB.
“Satu alat berat sudah kami tempatkan di Selo,” kata Sumarwan kepada Solopos.com, Minggu (5/2/2017).
Siaga bencana akan berlangsung sampai dengan akhir Maret. “El nina akan terus terjadi. Kalaupun tahun ini akan terjadi kemarau, prediksinya juga tidak akan lama. Tahun ini adalah tahun waspada,” ujar Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, Minggu.
Sebanyak 8-10 sukarelawan selalu disiagakan setiap harinya sebagai tim reaksi cepat jika terjadi bencana longsor, banjir, atau puting beliung di Boyolali. “Semua potensi siaga 24 jam, baik personel maupun peralatan.”
Kurniawan mengatakan alat berat atau backhoe sangat diperlukan untuk mengantisipasi longsor di jalur SSB. Tebing di sepanjang jalur itu kerap longsor dan menutup ruas jalur alternatif Boyolali-Magelang tersebut.
“Pekan lalu ada belasan lokasi longsor. Sepuluh di antaranya mengenai jalur warga termasuk jalur utama SSB. Sudah kami sampaikan kepada Bina Marga agar menyiagakan satu alat berat untuk mempercepat evakuasi jika sewaktu-waktu longsor kembali menutup jalur SSB,” kata Kurniawan.
Saat evakuasi longsor di Kinahan, Desa Samiran, pekan lalu, sukarelawan sempat kesulitan karena tidak ada alat berat. Mereka mengevakuasi material longsor secara manual. Jalur SSB akhirnya dibuka namun hanya separuh badan jalan.
Dia berharap alat berat bisa disiagakan paling tidak di Kantor Kecamatan Selo agar mudah menjangkau baik jalur ke arah timur maupun ke barat arah Magelang.