SOLOPOS.COM - Ilustrasi Twitter (Thehill.com)
Karyawan Twitter sumbang Rp21 miliar untuk menolak kebijakan imigrasi Trump.
Solopos.com, WASHINGTON DC – Karyawan perusahaan jejaring sosial Twitter menyumbangkan dana sebesar US$1,59 juta atau setara dengan Rp21 miliar untuk organisasi Persatuan Kebebasan Sipil Amerika (ACLU). Sumbangan itu diberikan sebagai tanggapan atas kebijakan pembatasan imigran yang digulirkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut CEO Twitter, Jack Dorsey, dan Direktur Eksekutif Twitter, Omid Kordestani, sekitar 1.000 karyawan perusahaan jejaring itu ikut berpartisipasi menyumbangkan dana sebesar US$530.000 atau setara Rp7 miliar. Sementara Dorsey dan Kordestani masing-masing menyumbang dana dalam jumlah yang sama.
“Ini merupakan tindakan sosial kami. Selama ini, kami merasa diuntungkan dengan adanya imigran yang masuk ke Amerika Serikat. Tapi, kebijakan baru itu terasa amat menjengkelkan,” tulis Dorsey melalui akun Twitter seperti dilansir The Hill, Kamis (2/2/2017).
Selain Twitter, ACLu juga telah mendapatkan sejumlah sumbangan dari berbagai perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Bahkan, dikabarkan Bloomberg, sejumlah perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat tmenyiapkan surat terbuka kepada Trump tentang keprihatinan mereka atas kebijakan pembatasan imigran. Mereka bahkan menawarkan diri untuk membantu memperbaiki kebijakan yang terus menuai kontroversi tersebut.
Sebab, sampai saat ini keputusan Donald Trump yang melarang masuknya imigran dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim terus menuai kontroversi.
Ketujuh negara itu adalah Irak, Iran, Libia, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman. Hingga saat ini, masyarakat dari berbagai kalangan terus melakukan protes untuk menentang kebijakan tersebut. (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)