Pelayanan kesehatan di Gunungkidul tidak optimal karena kekurangan tenaga
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Minimnya jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Gunungkidul ditengarai menjadi penyebab tidak optimalnya pelayanan kesehatan.
Jumlah tenaga kesehatan yang pensiun dan pindah tugas tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang masuk ke Gunungkidul.
Kepala Dinas Kesehatan, Gunungkidul Agus Prihastoro mengatakan, minimnya tenaga kesehatan di Gunungkidul disebabkan proporsi sumber daya manusia yang tidak seimbang. Dia menilai pegawai yang pensiun ataupun mutasi lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga kesehatan yang masuk ke Gunungkidul.
Akibatnya, tenaga kesehatan di Gunungkidul kini mengalami ketimpangan, lantaran terus berkurang setiap tahunnya. Sehingga diakuinya hal itu membuat pelayanan tidak optimal.
“Misal Puskesmas yang harusnya bisa membuka pelayanan 24 jam, tapi karena keterbatasan tenaga jadi tidak bisa dilaksanakan,” kata Agus, Jumat (3/2/2017).
Persoalan tersebut menurutnya sudah disampaikan kepada pemerintah pusat. Pihaknya telah mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga kesehatan di Gunungkidul. Namun usulan untuk penambahan dokter, perawat ataupun bidan belum terealisasi.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Badingah mengatakan dengan tingginya kasus bunuh diri di Gunungkidul dia berharap ada tambahan dokter kesehatan jiwa.
“Saat ini Gunungkidul cuma punya satu dokter jiwa. Kedepan harapannya ada yang mau bekerja sebagai dokter jiwa disini, sehingga bisa melayani masyarakat,” kata dia.