News
Jumat, 3 Februari 2017 - 10:12 WIB

Pakar Micro-Ekspresi Sebut Gestur SBY Tidak Singkron Saat Bicara "Ingin Blak-Blakan"

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan pers soal dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin, di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Gestur SBY saat menyatakan ingin bertemu Jokowi menyiratkan banyak hal.

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan pihaknya ingin menemui Presiden Joko Widodo. Sebab, dalam beberapa kesempatan SBY merasa dituding sebagai orang yang mendanai aksi damai 4 November 2016.

Advertisement

“Saya belum puya kesempatan ketemu Pak Jokowi, saya ingin bicara blak-blakan. Siapa yang berikan info kepada beliau, yang bilang kalau saya mendanai aksi damai, pemboman, dan makar,” ujar SBY dalam konferensi persnya, Rabu (1/2/2017).

Kemunculan SBY ini tentu menarik perhatian publik. Tak hanya soal apa yang dibicarakan, gestur SBY juga menyiratkan banyak hal.

Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari yang mencoba menganalisis berpendapat gestur dan ucapan Presiden RI ke-6 itu tidak sinkron. Tepatnya saat mengatakan ingin bicara blak-blakan dengan Presiden Joko Widodo. Saat itu, tangan kanan SBY memegang mikrofon, sementara tangan kirinya diangkat, kelima jari terentang dan telapak tangannya menghadap ke luar.

Advertisement

Monica menjelaskan pikiran, emosi dan tubuh punya sistem yang sinkron. “Saat pikiran mengatakan ingin bicara keterbukaan – bila diikuti dengan emosi yg ikhlas [kredibel] maka direspons tubuh dengan gerakan tangan terbuka – bukan dengan gerakan yang justru malah seperti terkesan menolak,” jelas Monica dikutip Solopos.com dari Antara, Kamis (2/2/2017).

Bahasa tubuh lebih dominan ketimbang perkataan, kata Monica, sebab bahasa tubuh merupakan respons bawah sadar yang tidak bisa ditutup-tutupi.

Dia juga menganalisis suara dan tone berbicara SBY yang disebut berbeda dari biasanya. “Terjadi perubahan emosi,” kata dia.

Advertisement

Suara SBY biasanya semangat berapi-api, namun pada konteks ini suaranya jadi lebih lembut dan lambat. “Apa indikasinya? Terjadi keragu-raguan atas apa yang diucapkannya.”

Sementara itu, saat SBY bicara masalah penyadapan, papar Monica, ada emosi kemarahan yang coba ditahan. “Masalah penyadapan ilegal ini bisa terjadi saat pemilihan pemimpin… rahasia apapun bisa ketahuan.. masalah penyadapan ilegal ini sangat serius..sangat serius…”

“SBY dua kali mengucapkan itu.. Emosinya kemarahan yang coba ditahan. Kalau dilihat dari micro expression, ada lipatan bibir ke dalam,” ungkap Monica.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif