SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Tim Penggerak (TP) PKK Sleman mengarahkan pemanfaatan TOGA di 1212 padukuhan di 86 desa di Sleman.
Harianjogja.com, SLEMAN-Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di masyarakat perlu dikembangkan. Selain manfaat ekonomi, kebersihan lingkungan dan kelestarian alam dapat terjaga dengan metode tersebut.
Ketua TP PKK Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, Tim Penggerak (TP) PKK Sleman mengarahkan pemanfaatan TOGA di 1212 padukuhan di 86 desa di Sleman. Bahkan, warga Kelurahan Banyuraden Gamping tahun lalu menyabet juara ketiga dalam lomba TOGA tingkat nasional.
“Kami berkomitmen untuk mempertahankan prestasi dan mengembangkannya,” kata Kustini saat menerima kunjungan TP PKK Pusat dan Direktorat Jendral Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, Dusun Modinan dan Geplakan Banyuraden Gamping, Kamis (2/2).
Wakil Ketua I TP PKK DIY Gusti Kanjeng Bendhara Raden Ayu Adipati Pakualam berharap, prestasi tersebut tidak hanya dipertahankan tetapi juga dikembangkan. “Jangan hanyaa pemanfaatan TOGA, perhatikan juga masalah sampah. Permasalahan sampah harus diperhatikan lebih serius baik penataan hingga pengolahannya untuk mengurangi pemanasan global,” katanya.
Sekertaris Umum Tim Penggerak PKK Pusat Rosi Rosana menilai, pemanfaatan tanaman TOGA yang dilakukan warga berjalan baik. Kewajiban penanaman 10 pohon setiap rumah dapat dipenuhi. “Meskipun TOGA diambil alih oleh Kementerian Kesehatan namun pelaksanaannya tetap melibatkan kader PKK,” terangnya.
Rosi menambahkan, saat ini Kementerian Pertanian juga mulai merapat ke PKK untuk mensinergikan beberapa kegiatan antara lain pemberian bantuan ayam petelur di 10 provinsi, gerakan tanam cabai, serta bantuan mesin pertanian. (*)