News
Jumat, 3 Februari 2017 - 20:15 WIB

Geledah Dua Rumah Warga Boyolali, Ini Barang yang Disita Densus 88

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penggeledahan dua rumah di Dukuh Kunden, Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jumat (3/2/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Densus menyita beberapa barang di rumah dua warga Boyolali yang digeledah, Jumat.

Solopos.com, BOYOLALI – Densus 88 Antiteror menyita sejumlah barang saat menggeledah dua rumah warga Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jumat (3/2/2017).

Advertisement

Penggeledehan ini terkait penangkapan dua terduga teroris pada Kamis (2/2/2017) di Dukuh Minggiran, Desa Denggungan, Banyodono, sekitar pukul 11.00 WIB. Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, dua warga yang ditangkap Densus bernama Winarno dan Murjiyanto.

Keduanya hidup bertetangga satu desa dan di wilayah RW III. Penggeledahan di-back up tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Polri serta aparat Polres Boyolali bersenjata lengkap sekitar pukul 13.30 WIB. Penggeledahan pertama dilakukan di rumah Winarno di RT 001/RW 003 Dukuh Banyudono, Desa Banyudono.

Advertisement

Keduanya hidup bertetangga satu desa dan di wilayah RW III. Penggeledahan di-back up tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Polri serta aparat Polres Boyolali bersenjata lengkap sekitar pukul 13.30 WIB. Penggeledahan pertama dilakukan di rumah Winarno di RT 001/RW 003 Dukuh Banyudono, Desa Banyudono.

Rumah Winarno berwarna hijau muda dan berada di sebuah gang di depan eks Rumah Sakit (RS) Banyudono. Dalam penggeledahan itu, polisi mengamankan satu unit laptop dan buku-buku agama.

Wakapolres Boyolali, Kompol Zulfikar Iskandar, belum bisa memastikan isi laptop dan buku-buku agama itu. “Masih didalami apa saja isi laptop dan buku-bukunya,” ujarnya.

Advertisement

Saat ditanya pekerjaan kakaknya, Supri mengaku tak tahu. Begitu pun saat ditanya aktivitas sehari-hari kakaknya, Supri tak tahu menahu. “Rumah saya jauh dengan rumah kakak saya ini. Saya enggak tahu apa pekerjaan kakak saya,” ujarnya menjawab pertanyaan Solopos.com.

Winarno, sambung Supri, adalah anak sulung dari dua bersaudara. “Saya adik satu-satunya,” tambahnya seraya meninggalkan wartawan.

Salah satu tetangga Winarno, Jumini, 57, menjelaskan selama ini yang dia tahu pekerjaan Winarno adalah berjualan buku keagamaan. Meski demikian, ia tak tahu persis aktivitas sehari-hari Winarno. “Soalnya, dia [Winarno] jarang di rumah. Jadi saya enggak tahu,” jawabnya.

Advertisement

Pukul 16.00 WIB, polisi giliran menggeledah rumah Murjiyanto tak jauh dari lokasi pertama di Dukuh Kunden, Desa Banyudono. Dalam penggeledehan itu polisi mengamankan flashdisk, lima anak panah, golok, sangkur, laptop, dan MMC (multimedia card).

Menurut keterangan warga setempat, selama ini Murjiyanto dikenal warga biasa dan suka membantu ke sawah bapaknya. “Sering juga ikut-ikut pengajian,” terang salah seorang warga.

Kapolres Boyolali, AKBP M. Agung Suyono, mengatakan penggeledahan dilakukan untuk memastikan isi kedua rumah milik terduga teroris itu. Agung menegaskan kedua warga tersebut diduga kuat adalah anggota Neo Jamaah Islamiyah (JI), sebuah organisasi terlarang.

Advertisement

“Keduanya ditangkap di Dukuh Minggiran, Denggungan, Banyudono, tanpa perlawanan. Mereka mengakui pernah menjadi anggota Neo JI pimpinan Muhammad,” ujar Agung.

Proses penggeledahan menyita perhatian warga sekitar. Ratusan warga Desa Banyudono menyaksikan proses penggeledahan itu dari jarak jauh meski hujan deras beberapa kali sempat mengguyur. Polisi memasang police line di lokasi dan melarang warga dan wartawan mendekat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif