Jateng
Jumat, 3 Februari 2017 - 15:50 WIB

DUGAAN MALAPRAKTIK BATANG : Polisi Belum Autopsi Pasien Tewas Pascaoperasi Amandel

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi operasi amandel. (www.nem-km.cz)

Dugaan malapraktik di RSUD Kalisari Batang yang tewas pascaoperasi belum berhasil dibuktikan polisi.

Semarangpos.com, BATANG — Aparat Polres Batang belum juga melaksanakan autopsi terhadap pasien tewas akibat operasi amandel di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalisari, Batang, Jawa Tengah.

Advertisement

Seperti diberitakan sebelumnya, Yoyok Agung Setiawan, 31, meninggal dunia setelah menjalani operasi amandel di RSUD Kalisari Batang. Kematian pasien amandel itu dinilai janggal karena sebelum operasi ia terlihat baik-baik saja, bahkan bisa menyetir sendiri mobilnya untuk datang ke rumah sakit.

Manajemen rumah sakit melibatkan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Kabupaten Batang, untuk menyelidiki kematian Yoyok Agung Setiawan yang diduga akibat malapraktik. Bahkan Kantor Berita Antara, Rabu (1/2/2017), memublikasikan Polda Jateng akan melakukan autopsi terhadap jasad pasien amandel yang tewas sesak napas setelah menjalani operasi.

Nyatanya, lewat dua hari setelah berita itu bergulir, Jumat (3/2/2017), polisi belum juga melakukan autopsi terhadap jasad Yoyok Agung Setiawan. Kapolres Batang AKBP Juli Agung Pramono mengatakan bahwa polisi sejauh ini baru memanggil tiga saksi, yaitu Direktur RSUD Kalisari Junaedi Edi Wibawa dan dua dokter berinisial R dan S yang menangani operasi amandel pasien malang itu.

Advertisement

“Pemanggilan tiga saksi ini atas adanya laporan istri korban, Lian Murdianingsih. Kami sudah memanggil Direktur RSUD Kalisari Batang, dan dua dokter yang dilaporkan oleh istri korban,” terang Juli Agung Pramono.

Kapolres yang didamping Kepala Satuan Reserse dan Kriminal AKP Suhadi itu berjanji polisi akan melakukan autopsi terhadap jenazah korban sebagai upaya untuk mengetahui penyebab kematiannya. Selain itu, sambung dia, polisi juga akan memeriksa cairan atau obat yang digunakan dalam penanganan operasi amandel tersebut.

“Kami pasti melibatkan petugas Laboratorium Forensik Semarang untuk membuktikan apakah benar ada pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh dokter itu atau tidak,” katanya.

Advertisement

Paman korban, Bagus Yosianto, mengatakan sebelum dioperasi, keponakannya [Yoyok Agung Setiawan] sempat menyetir mobilnya ke RSUD Kalisari Batang. “Korban mengemudikan mobilnya sendirian ke RSUD karena operasi amandel sifatnya ringan. Akan tetapi, setelah dioperasi korban merasa sesak napas dan hanya beberapa saat setelah operasi akhirnya meninggal,” katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Kabupaten Batang Budi Setiajit mengatakan Yoyok Agung Setiawan, 31, warga Kecamatan Warungasem meninggal setelah menjalani operasi di ruang recovery dan dipindahkan ke ruang bangsal pada Kamis (26/1/2017). “Jadi, saat ini kami masih menelusuri dari sebelum dan saat dilakukan proses operasi, dan hingga saat dilakukan peralihan ke ruang recovery dan ke bangsal,” katanya.

Ia mengatakan tahapan penelusuran atas dugaan malapraktik itu terus dilakukan oleh RSUD dari persiapan, pengecekan, diagnogsis apakah perlu dilakukan tindakan operasi, kelengkapan alat laboratorium, persyaratan administrasi yang dipenuhi dokter, dan evaluasi dalam tindakan operasi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif