Jogja
Rabu, 1 Februari 2017 - 05:19 WIB

BUNUH DIRI GUNUNGKIDUL : Ini Cara Pemkab Tekan Pertumbuhan Kasus

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Solopos/Dok.)

Bunuh diri Gunungkidul ditekan dengan mendorong peran satgas berani hidup

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Sepanjang Januari sudah ada enam kasus bunuh diri dengan cara gantung diri yang terjadi di Gunungkidul. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mendorong peran satgas berani hidup untuk menekan angka bunuh diri.

Advertisement

Baca Juga : BUNUH DIRI GUNUNGKIDUL : 6 Gantung Diri Dalam 1 Bulan, Bagaimana Cara Mencegah Kasus Terulang?

Bupati Gunungkidul, Badingah menyampaikan pemkab akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu mengurangi angka bunuh diri melalui babimkamtibmas, baik melalui sosialisasi maupun pendekatan lainnya.

Sementara Kasubag Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino menambahkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan agama untuk mencegah bunuh diri.

Advertisement

“Kita terus sosialisasikan ke masyarakat terkait pencegahan bunuh diri,” katanya, Selasa (31/1/2017)

Dijelaskannya sampai akhir Januari 2017 sudah ada 6 kasus bunuh diri, semuanya dengan cara gantung diri. Kasus yang terakhir, Suwandi warga Dusun Bejono, Desa Beji, Kecamatan Ngawen ditemukan tewas gantung diri pada Selasa (31/1/2017) dini hari.

Dengan demikian, kasus tersebut kian menambah daftar orang meninggal akibat gantung diri. Tercatat pada 2016 sebanyak 28 orang tewas akibat gantung diri. Angka kasus bunuh diri di Gunungkidul rata-rata 25 orang per tahun. Untuk data tertinggi kasus bunuh diri ada di 2012, yakni mencapai angka 39 orang. Kemudian jumlah tersebut turun pada 2013 menjadi 29 kasus. Tahun berikutnya, kembali turun menjadi 19 kasus dan tahun 2015 naik lagi menjdi 31 kasus bunuh diri.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif