Soloraya
Selasa, 31 Januari 2017 - 16:40 WIB

PENCURIAN SRAGEN : Toko Pakaian di Sragen Manggis Dibobol Maling, Pemilik Rugi Rp100 Jutaan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolsek Sragen Kota AKP Suseno (kanan) berbincang dengan anggota Unit Reskrim Polsek Sragen Kota di depan toko pakaian Lautan Biru, Jl. Tentara Pelajar, Sragen Manggis, Sragen, Selasa (31/1/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pencurian Sragen, sebuah toko pakaian di Jl. Tentara Pelajar dibobol maling.

Solopos.com, SRAGEN — Toko pakaian atau fashion Lautan Biru di Jl. Tentara Pelajar, Sragen Manggis, Sragen Wetan, Sragen, diduga dibobol pencuri, Selasa (31/1/2017) pukul 05.00 WIB.

Advertisement

Akibatnya, barang dagangan berupa pakaian senilai Rp100 jutaan ludes dibawa kabur pencuri yang diketahui warga menggunakan mobil Toyota Avanza berwarna hitam. Polisi memasang police line atau garis polisi di jalan itu sebelum korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Sragen Kota atau Polres Sragen.

Bangunan toko itu milik keluarga Lilin yang tinggal di rumah sebelah barat toko itu. Bangunan itu disewa seorang warga Taraman, Sidoharjo, Sumino, selama dua tahun dan diperpanjang dua tahun lagi. Sewa toko itu habis pada 2017 ini.

Advertisement

Bangunan toko itu milik keluarga Lilin yang tinggal di rumah sebelah barat toko itu. Bangunan itu disewa seorang warga Taraman, Sidoharjo, Sumino, selama dua tahun dan diperpanjang dua tahun lagi. Sewa toko itu habis pada 2017 ini.

Toko pakaian itu dijaga orang tua Sumino, Giyanti, 50, bersama suaminya Rohyani, 55. Mereka tinggal di Dukuh Sembungan RT 017, Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Toko itu digembok rangkap empat. Giyanti yang memegang kunci kaget ketika hendak membuka toko. Empat gembok yang menempel di toko besi itu terbuka semua. Setelah dicek ke dalam toko, Giyanto bertambah kaget karena barang dagangan ludes dikuras maling.

Advertisement

Giyanti tidak mengetahui alasan polisi memasang garis polisi itu. “Polisi yang memasang garis polisi itu bilang toko ibu biar aman. Ya, hanya bilang begitu,” imbuhnya.

Yutini, 32, salah satu pegawai Salon Lilin, sempat memergoki mobil Toyota Avanza warna hitam berhenti di depan toko itu. Dia melihat dua orang laki-laki mengangkut pakaian ke dalam mobil pada pukul 05.00 WIB.

“Saya hanya ingat satu orang laki-laki kira-kira berusia 40-an tahun mengenakan jaket warna hitam. Setelah itu mereka pergi. Saya tidak berani berteriak karena masih sepi,” ujarnya.

Advertisement

Sekitar pukul 08.00 WIB, banyak warga berkerumun di depan toko itu. Kemudian ada seorang polisi lewat dan warga melaporkan peristiwa itu. Kemudian polisi memasang garis polisi itu.

“Sebelum dipasang garis polisi, banyak warga yang penasaran ingin melihat isi toko. Tetapi setelah polisi datang warga tidak lagi berani melihat isi toko,” imbuhnya.

Kapolsek Sragen Kota AKP Suseno bersama dua polisi dari unit Reskrim Polsek Sragen Kota sempat berjaga-jaga di depan toko. Saat ditanya Solopos.com, Suseno tidak bisa memberi keterangan karena belum mendapat laporan.

Advertisement

“Saya belum bisa memberi keterangan. Peristiwanya bagaimana saya tidak tahu. Mungkin itu peristiwa tersendiri dan tidak ada kaitannya dengan kasus penangkapan terduga terorisme di Gemolong,” ujar Suseno mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso.

Kapolres pun tak mengetahui peristiwa itu dan belum menerima informasi atau laporan. “Saya berada di Jakarta bersama Bupati Sragen untuk menerima penghargaan WTN [Wahana Tata Nugraha]. Saya belum menerima laporan itu. Kasus terorisme di Gemolong itu ranahnya Polda Jateng atau Mabes Polri. Mungkin yang statemen Kabid Humas Polda Jateng,” ujar Kapolres saat dihubungi Solopos.com, Selasa siang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif