Teknologi
Selasa, 31 Januari 2017 - 06:30 WIB

Kemenkominfo Siapkan Ribuan Tentara Siber

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (computeractive.co.uk)

Kemenkominfo menyiapkan ribuan tentara siber untuk menghadapi ancaman siber.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyiapkan ribuan tentara siber dalam program kompetisi Born To Control untuk mengamankan Indonesia dari ancaman siber global dan nasional.

Advertisement

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan dewasa ini Indonesia membutuhkan pengamanan siber yang tinggi sejalan ancaman siber yang selalu meningkat setiap tahun. Dia optimistis melalui perekrutan tentara siber muda tersebut, Indonesia menjadi lebih aman dibandingkan sebelumnya.

“Program ini tujuan utamanya adalah untuk mencari bakat pada bidang cyber security. Ada beberapa rangkaian proses yang harus dijalani oleh pesertanya,” tuturnya di Jakarta, Senin (30/1/2017).

Dia mengatakan Kemenkominfo telah menemukan sebanyak 28 juta kasus serangan siber pada 2015 melalui infeksi malware terhadap sejumlah website, termasuk milik pemerintah. Pola serangan? yang dilakukan penjahat siber kini telah bergeser dari sektor industri ke pemerintah.

Advertisement

Tercatat, sebanyak 60% hacker dalam negeri dan sekitar 40% hacker luar negeri telah melakukan penyerangan kepada website resmi pemerintah. “Karena itu, mereka disini akan diasah keahliannya. Jadi nanti sekitar 100 orang terbaik akan mendapat training terpadu atau Digicamp,” katanya.

Berdasarkan catatan Bisnis/JIBI, dalam beberapa tahun terakhir sejumlah website resmi pemerintah telah diganti halamannya dengan halaman lain setelah berhasil diretas oleh hacker. Seperti website resmi milik Bareskrim Mabes Polri yang diganti dengan halaman hitam berlambang Garuda dan latar belakang bendera merah putih pada 2013, lalu website SBYPresidenku juga sempat diretas pada tahun yang sama. Terakhir, terjadi pembobolan situs resmi KPAI yang halaman utamanya diganti dengan warna hitam polos pada Mei 2016.

Berdasarkan data Microsoft 2016, ada sekitar 10 jenis malware yang paling ditakuti di seluruh dunia termasuk Indonesia karena dapat merusak sistem dan mencuri data. Malware berjenis Trojan dan Worms ada di urutan paling tinggi, yaitu sekitar 30% paling ditakuti di Indonesia, disusul oleh malware Viruses sekitar 15%, Oblucators dan Injectors 10%, serta malware Exploits sekitar 7%.

Advertisement

Banyaknya peristiwa serangan hacker yang terjadi di Indonesia membuat Kemenkominfo mengaet PT Xynexis International, Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (Aptikom), dan Noosc Academy untuk mencari ribuan tentara siber guna mengamankan Indonesia. “Program ini akan kami selenggarakan di 10 kota, lainnya lihat nanti ya, menyusul,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan program tesebut dapat diikuti dengan cara mendaftar online. Setelah itu, sejumlah stakeholder akan melakukan penyaringan hingga mendapatkan sebanyak 100 orang terpilih.

“Nanti juga ada industrial day mengumpulkan perusahaan terpilih untuk bertemu langsung dengan peserta dan saling mengukur kapastitas untuk bekerja sama,” katanya.

Dia berharap program tersebut dapat membuat anak muda Indonesia bergabung dan mengamankan Tanah Air dari serangan kelompok peretas. “Semoga yang lain juga bisa ikut serta nanti,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif