News
Senin, 30 Januari 2017 - 12:30 WIB

Ramai-Ramai Hapus Aplikasi Uber "Gara-Gara" Kebijakan Donald Trump

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Donald Trump. (JIBI/Reuters/David Becker)

Uber dituding telah mengambil untung dari demo anti-Trump.

Solopos.com, WASHINGTON — Ribuan orang berunjuk rasa di bandara Amerika Serikat (AS) untuk menyuarakan penolakan terhadap Presiden Donald Trump yang menandatangani putusan larangan masuk bagi umat muslim dari tujuh negara ke AS, Sabtu (28/1/2017). Aliansi Pekerja Taksi New York dengan cepat menunjukkan dukungannya, menyerukan di media sosial supaya para pengemudi menghindari Bandara Internasional John F Kennedy antara pukul 6 dan 7 petang waktu setempat.

Advertisement

Sementara Uber, menunjukkan pendekatan publik yang berbeda. Uber melalui Twitter pada pukul 7.36 petang waktu setempat menurunkan harga dengan menghilangkan “kenaikan harga” di sekitar Bandara JFK. Alhasil akan membuat waktu tunggu lebih lama.

Meski pengumuman soal kenaikan harga itu dikeluarkan pasca-pemogokan taksi yang sudah dijadwalkan, banyak orang di media sosial menganggap Uber berusaha membubarkan aksi unjuk rasa dan pura-pura mendukung atau setidaknya mencoba ambil untung dari “larangan Muslim-nya Trump”.

Akibatnya, tagar #DeleteUber atau #HapusUber menjadi viral di Twitter, orang-orang mengunggah jepretan layar saat mereka menghapus aplikasi Uber dari ponsel mereka.

Advertisement

Pihak Uber mengatakan mereka tak mencoba mendukung putusan Trump, membubarkan massa atau ambil untung.

“Kami mohon maaf atas terjadinya kebingungan soal Tweet barusan-kami tak bermaksud membubarkan unjuk rasa manapun,” kata perusahaan pada  dilansir xox.com. “Kami ingin orang-orang tahu kalau Uber ke dan dari JFK memberlakukan tarif normal, khususnya semalam.”

“Keputusan meniadakan kenaikan harga khususnya dibuat untuk menghindari pengambilan untung dari tingginya permintaan selama protes. Perusahaan sebelumnya juga melakukan komitmen yang sama saat ada bencana alam, setelah dituduh ambil untung oleh pengemudi di saat-saat genting seperti itu,” kata  perwakilan Uber mengatakan pada Fortune, Minggu (30/1/2017).

Advertisement

“Sebelum adanya aksi unjuk rasa, CEO Uber Travis Kalanick berkomentar melawan putusan Trump di facebook. Dia mengatakan perusahaan akan mengompensasi dengan uang kerugian para pekerja. Artinya mereka yang ada di luar negeri dan tak bisa masuk AS selama setidaknya tiga bulan selama larangan diberlakukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif