Jogja
Kamis, 26 Januari 2017 - 09:55 WIB

PENCEMARAN UDARA : Depo Elpiji Baciro Bikin Mual, Ini Penjelasan Pengelola

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Elpiji 12 Kg (JIBI/Solopos/Dok)

Pencemaran udara yang terjadi di Baciro disoal.

Harianjogja.com, JOGJA — Ribuan warga di empat RW Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Jogja mengeluhkan bau menyengat dari Depo tabung gas elpiji bekas yang berada di RT22/RW05 Jalan Argolubang, kelurahan setempat. Warga meminta aktivitas pembongkaran tabung gas elpiji bekas segera dihentikan karena warga menderita mual-mual akibat bau gas elpiji.

Advertisement

Baca Juga : PENCEMARAN UDARA : Depo Elpiji Bikin Warga Baciro Mual, Ada Apa?

Pengawas Depo Tabung Gas Elpiji Aris Rismanto saat dimintai konfirmasi di depo tersebut menyatakan, pihaknya tidak melakukan aktivitas penghancuran, namun hanya mengepres tabung gas elpiji bekas. Tabung yang dihancurkan merupakan buatan sekitar tahun 1970-an. Pengepresan dilakukan agar tabung itu tidak disalahgunakan, sekaligus untuk menjaga kualitas lainnya agar tetap aman beredar di masyarakat. Tabung gas elpiji bekas dari wilayah DIY dan Jawa Tengah seluruhnya dibawa ke depo tersebut.

Bau yang terjadi, kata dia, masih diambang batas normal. Ia mengklaim tidak membahayakan karena yang terhirup buka gas epiji atau gas minyak cair, melainkan amoniak yang merupakan sisa atau kerak dari tabung gas. Untuk mengurangi bau, pihaknya sudah menyemprotkan kaporit dan pewangi di sekitar tabung yang sudah dilakukan pengepresan.

Advertisement

“Tidak berbahaya, bau ini bukan dari gas elpiji,” kata dia sembari menghirup rokok di tengah lautan tabung gas elpiji, Rabu (25/1/2017).

Ia mengatakan, aktivitas pengepresan itu dalam sehari mencapai 2.000 tabung dari berbagai ukuran. Dalam sebulan, sebanyak 40.000 tabung berukuran 12 kilogram dan 7.000 tabung ukuran 3 kilogram yang dilakukan pengepresan. Depo tersebut mampu menampung sekitar 800.000 tabung bekas ukuran 3 kilogram dan 150.000 unit tabung ukuran 3 kilogram.

Area Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah Suyanto mengatakan, pengerjaan pengepresan tabung gas itu dimulai di depo tersebut sejak September 2016. Hingga Januari 2017, sudah ada 360.000 tabung yang dihancurkan. “Soal adanya laporan warga, kami akan meninjau ulang lebih dahulu dari intenal dengan melibatkan pengelola dan vendor,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif