Soloraya
Rabu, 25 Januari 2017 - 08:00 WIB

WISATA SOLO : Temaram Keharmonisan Kali Pepe

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menaiki perahu hias menyusuri Kali Pepe, di Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (19/1/2017). (Nikolus Irawan/JIBI/Solopos)

Wisata Solo warna-warni lampion menjadi magnet bagi wisatawan.

Solopos.com, SOLO — Wisata Solo, kawasan Jl Jenderal Sudirman (Jensud) hingga Pasar Gede dihiasi warna-warni lampion dalam rangka Tahun Baru Imlek. Tak ketinggalan Kali Pepe yang berlokasi di kawasan itu. Sungai itu ikut bersolek.

Advertisement

Warga menaiki perahu hias menyusuri Kali Pepe, di Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (19/1/2017). (Nikolus Irawan/JIBI/Solopos)

Temaram hangat sinar lampion Kali Pepe membuat wisatawan yang berkunjung makin harmonis. Sulistyo, 37, mendekati loket penjualan tiket Wisata Perahu Kali Pepe, Kamis (19/1/2017) malam.

Advertisement

Temaram hangat sinar lampion Kali Pepe membuat wisatawan yang berkunjung makin harmonis. Sulistyo, 37, mendekati loket penjualan tiket Wisata Perahu Kali Pepe, Kamis (19/1/2017) malam.

Ia datang bersama istrinya, Sri Hartini, 41 dan anak perempuan, Fatiah Farah Utama, 4. Warga Jl. Ronggowarsito 128, Kelurahan Timuran, Banjarsari itu lalu bertanya tentang harga tiket kepada penjual tiket di wahana tersebut.

Harganya Rp10.000 per orang. Setelah berembug dengan sang istri, ia akhirnya membeli dua tiket, untuknya dan anak. Mereka turun melalui dermaga bambu menuju ke perahu yang dihiasi lampu dan lampion.

Advertisement

Starter dinyalakan dan mesin kapal berbunyi. Kapal yang didatangkan dari Waduk Cengklik itu bergerak perlahan membelah Kali Pepe. Di bagian awal, memang ada banyak lampion yang dipasang di atas sungai yang cukup menghibur. Sayang, deretan lampion di sisi timur tak ada yang menyala.

Farah mulanya diam saja. Ia kemudian menengok ke arah kanan, melihat talut dan lampu-lampu yang terlihat. Sang ayah mengajak anaknya melihat-lihat. “Mama dimana?” Tanya Farah.

“Mama di sana menunggu,” jawab Sulis.

Advertisement

Kapal terus bergerak. Melewati jembatan di utara Taman Parkir Loji Wetan. Bergerak lagi melewati bawah Jembatan Ketandan. Sekitar 50 meter dari sana, perahu berbalik arah. “Saya enggak takut,” kata Farah saat berbincang dengan Solopos.com setelah
kapal merapat ke dermaga.

Lebih Meriah

Sulis mengatakan mulanya ia dan keluarga hanya ingin melihat lampion-lampion di sekitar Pasar Gede. Namun setelah melihat wahana perahu wisata air itu, ia berkeinginan untuk mencoba. “Selama ini belum pernah. Ini jarang. Ini lebih meriah dari tahun sebelumnya,” kata pegawai di Koperasi PKU Muhammadiyah Solo itu.

Advertisement

Ia menilai acara semacam itu sangat khas. Namun, ia meminta lampion-lampion di atas Kali Pepe bisa menyalam Sri Hartini menambahkan wisata perahu semacam itu cukup menarik untuk dicoba. Apalagi, bagi anak-anak.

Koordinator Pelaksana Wisata Perahu Air Kali Pepe, Lili Yuanita, 33, mengatakan kapal mulai beroperasi sejak Rabu (18/1/2017) petang atau sekitar pukul 18.00 WIB. Mereka yang datang biasanya adalah anak muda dan keluarga bersama anak-anak mereka. “Banyak yang berfoto selfie di kapal,” ujar dia.

Ia menjelaskan penumpang mendapat jaminan keselamatan. Selain mendapat rompi pelampung, ada pula tim tanggap bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo. “Penumpang juga mendapat asuransi keselamatan melalui tiket yang
mereka beli. Ini sangat aman,” ujarnya.

Musuh utama wahana tersebut adalah hujan. Tahun lalu, selama empat hari wisata perahu tidak beroperasi. Ia berharap tahun ini hujan tidak mengganggu wisata air tersebut. Menurutnya, masyarakat cukup antusias dengan wisata perahu. Sejak
buka, sudah lebih dari 150 tiket terjual.

Ita, panggilan akrabnya, mengatakan panitia menyediakan 1.250 tiket dalam event yang akan diselenggarakan sampai 28 Januari 2017 tersebut. Panitia memprediksi tiket akan terjual semua. “Tahun lalu, selama tujuh hari beroperasi, panitia berhasil menjual lebih dari 1.200 tiket,” katanya.

Rencananya, wisata perahu bakal dibuka sampai 28 Januari. Namun, seandainya animo masyarakat masih tinggi, wisata itu akan diperpanjang. “Lampion terakhir menyala masih 13 Februari,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif