Jogja
Rabu, 25 Januari 2017 - 22:55 WIB

PENCEMARAN UDARA : Depo Elpiji Bikin Warga Baciro Mual, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bongkar muat elpiji 12 kg (JIBI/Bisnis/Dok.)

Pencemaran udara yang terjadi di Baciro disoal.

Harianjogja.com, JOGJA — Ribuan warga di empat RW Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Jogja mengeluhkan bau menyengat dari Depo tabung gas elpiji bekas yang berada di RT22/RW05 Jalan Argolubang, kelurahan setempat. Warga meminta aktivitas pembongkaran tabung gas elpiji bekas segera dihentikan karena warga menderita mual-mual akibat bau gas elpiji.

Advertisement

Ketua RT34/RW10 Baciro Servasius Wue menjelaskan, pihaknya mendapat keluhan warga terkait bau menyengat gas elpiji di sekitar depo sejak sebulan terakhir. Warga mengeluhkan pusing hingga mual karena bau gas yang hampir terhirup setiap hari. Beberapa warga juga merasa tidak nyaman ketika akan santap makan di rumah.

“Baunya hampir setiap hari, sampai mual. Anak saya kalau pulang sekolah tidak mau makan, selalu bilang kok mambu pak, bau gas elpiji, padahal itu,” terangnya, Rabu (25/1/2017) pagi.

Keluhan mual, kata dia, sebagian besar dirasakan ibu-ibu dan anak. Ia khawatir jika, peristiwa itu terus terjadi akan menganggu kesehatan warga. Parahnya, bau menyengat itu juga berdampak pada kegiatan usaha kuliner warga yang berada di sekitar depo. Pembeli turut mengeluhkan bau gas dikhawatirkan terus menurunkan jumlah pembeli.

Advertisement

Adapun warga yang mengeluhkan hampir merata berada di RW05, RW06, RW07 dan RW10. Mereka terdiri atas ribuan jiwa dalam ratusan kepala keluarga. “Mereka [petugas depo] tidak berfikir, jadi asal pecah [tabung gas]. Warga nggak doyan makan, dampaknya juga ke warung-warung makan di sekitar sini,” ungkapnya.

Warga Baciro lainnya Ganefawan menambahkan, pihaknya sempat diundang Pertamina tentang sosialisasi adanya pelelangan tempat penghancuran tabung gas di lokasi depo pada Nopember 2016. Karena warga yang berdekatan depo menolak, akhirnya disepakati depo itu hanya untuk menyimpan tabung gas bekas saja alias tidak ada aktivitas penghancuran.

Namun kenyataannya, saat ini justru ditambah dengan aktivitas penghancuran tabung bekas, akibatnya bau menyengat terjadi nyaris setiap hari. Perwakilan warga belum secara resmi melayang protes kepada pertamina. Tetapi, pernah mendatangi depo melakukan protes terkait bau menyengat. Pihaknya berencana melayangkan protes secara resmi kepada Pertamina.

Advertisement

“Tetapi mereka menjawab, alasannya masih diambang batas normal,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif