Soloraya
Rabu, 25 Januari 2017 - 05:10 WIB

INFRASTRUKTUR BOYOLALI : Jembatan Darurat Bandung Kulon Mulai Dibangun

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, bergotong-royong membangun jembatan darurat Bandung Kulon, Selasa (24/1/2017). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Boyolali, warga Bandung Kulon mulai membangun jembatan darurat.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Bandung Kulon, Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, mulai membangun jembatan darurat di lokasi jembatan yang putus akibat diterjang luapan Sungai Serang, Jumat (20/1/2017) lalu.

Advertisement

Warga di dusun-dusun yang terdampak jembatan putus ikut bergotong-royong memasang jembatan darurat tersebut. Targetnya, pekan depan pembangunan jembatan darurat selesai dan sudah bisa membuka akses warga di Dukuh Cengklik dan Dukuh Bandung Kulon.

Menurut Kades Bandung, Rahmat Handoyo, gotong royong warga dimulai Senin (23/1/2017). Warga mulai membuat fondasi jembatan darurat dari tumpukan batu yang diikat anyaman kawat.

Jembatan darurat dibuat dari gelagar pohon kelapa yang akan disambungkan dari pinggir sungai hingga ke bagian jembatan yang masih utuh. Panjang gelagar pohon kelapa itu 10 meter. Sedangkan lantai jembatan darurat dibuat dari papan kayu.

Advertisement

Pembangunan jembatan darurat mendesak dilakukan agar warga di Dukuh Cengklik tidak kesulitan akses. Selama ini mereka harus memutar 5 kilometer hingga 10 kilometer untuk menjangkau sejumlah fasilitas publik seperti sekolahan.

Pembangunan jembatan darurat mendapatkan bantuan dari aparat Koramil dan Polsek Wonosegoro. Camat Wonosegoro, Hari Haryanto, menambahkan pembuatan jembatan darurat dibiayai dari anggaran desa setempat.

Untuk pengadaan gelagar membutuhkan dana setidaknya Rp15 juta. Belum lagi biaya pengadaan papan kayu dan peralatan pendukung lainnya.

Advertisement

Seperti diketahui, jembatan Bandung Kulon putus pada Jumat akibat luapan anak Sungai Serang. Jembatan tersebut putus karena di bawah jembatan ada sampah pohon bambu yang cukup banyak yang menyebabkan aliran air sungai tersumbat.

“Akibatnya fondasi jembatan tergerus aliran air yang sangat deras. Kebetulan akhir pekan lalu aliran sungai meluap karena hujan sangat deras,” kata Handoyo.

Akibat putusnya jembatan, masyarakat di dua dukuh yakni Dukuh Cengklik dan Dukuh Kulon Kali kesulitan akses. Di Dukuh Cengklik ada 45 keluarga dan di Dukuh Kulon Kali ada 50 keluarga.

Sementara itu, menyikapi kejadian ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Boyolali akan membantu membuat gambar teknis konstruksi jembatan baru yang secara teknis lebih kuat. Anggaran pembangunan jembatan baru paling cepat diusulkan kepada Bupati Boyolali melalui APBD Perubahan tahun ini dan paling cepat dibangun 2018.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif