Jogja
Rabu, 25 Januari 2017 - 11:20 WIB

CUACA EKSTREM : 2 Sungai di Bantul Meluap, Puluhan Rumah Terendam

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tebing sungai di sisi timur Sungai Winongo, tepatnya di Dusun Gadingsari Desa Donotirto yang ambrol, Selasa (24/1/2017) sore. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Cuaca ekstrem berakibat sungai di Bantul meluap

Harianjogja.com, BANTUL–Dua sungai besar meluap, puluhan rumah di sejumlah desa di Bantul terendam air, Selasa (24/1/2017) sore.

Advertisement

Kedua sungai itu, Sungai Gajah Wong dan Sungai Winongo meluap setelah wilayah hulu diterpa hujan berintensitas tinggi beberapa jam sebelumnya.

Dari pantauan Harianjogja.com, sejumlah desa yang sempat terendam air hingga sebatas lutut orang dewasa, di antaranya adalah Dusun Butuh, Desa Patalan Kecamatan Jetis, Dusun Pacetan dan Dusun Bandung Desa Pendowoharjo, serta Dusun Miri Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon. Selain itu luapan sungai juga terjadi  di Dusun Kanggotaan, Desa Wonokromo Kecamatan Pleret.

Advertisement

Dari pantauan Harianjogja.com, sejumlah desa yang sempat terendam air hingga sebatas lutut orang dewasa, di antaranya adalah Dusun Butuh, Desa Patalan Kecamatan Jetis, Dusun Pacetan dan Dusun Bandung Desa Pendowoharjo, serta Dusun Miri Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon. Selain itu luapan sungai juga terjadi  di Dusun Kanggotaan, Desa Wonokromo Kecamatan Pleret.

Totok Murdiharyoto, salah satu anggota Kelompok Relawan Sena Putra Wilayah Sewon mengatakan, luapan air itu terjadi sekitar pukul 15.00. Ketika itu, debit air Sungai Winongo secara mendadak meningkat.

“Karena di Utara memang kabarnya hujan sangat deras,” katanya saat ditemui di sekitar Bendung Miri, Desa Timbulharjo, Selasa (24/1/2017) sore.

Advertisement

Kejadian tak jauh beda juga terjadi di Dusun Kanggotaan RT 04 Desa Wonokromo Kecamatan Pleret. Air mulai menggenangi rumah warga setelah Sungai Gajah Wong meluap dan tidak mampu menampung debit air.

“Air kiriman dari utara ini meluber ke perkampungan setelah Bendung Ketonggo tersumbat tumpukan sampah,” terang Faisal Amin, salah satu warga sekitar sungai.

Petugas jaga pintu air dibantu sejumlah warga pun berupaya membersihkan sampah yang menyumbat pintu air di Bendung Ketonggo. Tumpukan sampah yang sebagian besar adalah sampah ranting dan kayu itu menumpuk di depan lima pintu air yang ada di bendung tersebut. Akibatnya aliran air sungai tersebut terhambat dan meluber ke perkampungan warga di sisi timurnya.

Advertisement

Faisal menjelaskan, air sungai mulai naik pada pukul 15.00 wib. Air tersebut membawa banyak material sampah yang kemudian terhenti di pintu air bendung. Air akhirnya meluap melewati tanggul setinggi hampir 2 meter di kanan dan kiri sungai. “Banjirnya datang cepat, terus yang bagian utara meluap masuk kampung, tadi sampai masuk ke dalam rumah,” jelasnya.

Beruntung, warga sudah siaga setelah mendengar kabar debit air mulai naik. Sebagian warga kemudian berada di pinggir sungai untuk memantau kenaikan debitnya. Barang-barang di rumah pun dikatakan Faisal sebagian sudah dinaikkan ke tempat yang lebih tinggi. “Warga sudah tau kalau mau meluap, makanya ini pada di sini [pinggir sungai] semua,” imbuhnya.

Tak hanya luapan air saja, debit air yang tinggi juga menyebabkan kerusakan di tebing sungai Winongo, tepatnya yang berada di sisi Utara Bendung Karang, Desa Donotirto, Kecamatan Kretek. Dari pantauan di lapangan, salah satu titik ambrol tebing sungai kini sudah menyentuh jalan warga di sisi timur sungai.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif