Jogja
Senin, 23 Januari 2017 - 18:20 WIB

TRANSMIGRASI ASAL GUNUNGKIDUL : Diutamakan Menuju Daerah Perbatasan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan transmigrasi (JIBI/Antara/Dok.)

Transmigrasi asal Gunungkidul paling diminati ke Sumatra dan Kalimantan

 

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pulau Sumatra dan Kalimantan masih menjadi daya tarik utama tujuan transmigrasi warga Kabupaten Gunungkidul. Namun pada 2017 Pemerintah pusat akan mengutamakan lokasi transmigrasi di daerah perbatasan dibandingkan dengan lokasi di daerah lainya.

Kepala Bidang Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Gunungkidul, Basuki mengatakan selama ini kebanyakan peminat transmigrasi asal Gunungkidul menginginkan daerah di Sumatra dan Kalimantan.

Advertisement

Kepala Bidang Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Gunungkidul, Basuki mengatakan selama ini kebanyakan peminat transmigrasi asal Gunungkidul menginginkan daerah di Sumatra dan Kalimantan.

Namun berdasarkan kebijakan pemerintah yang akan menjadi prioritas transmigrasi bukan lagi di Sumatra, melainkan di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain.

“Yang jelas 2017 itu yang lebih diutamakan [lokasi transmigrasi] adalah daerah-daerah di perbatasan. Komposisinya adalah yang di perbatasan 75% sedangkan daerah lainnya 25%,” Kata Basuki, kepada wartawan, Minggu (22/1/2017).

Advertisement

Menurutnya kepastian kuota yang akan didapatkan baru diberitahukan pada Maret mendatang. Itupun kata dia pada pertengahan tahun atau sebelum pemberangkatan jumlahnya dapat berubah.

Basuki menjelaskan perolehan kuota yang didapatkan masing-masing daerah tergantung dengan kesiapan daerah tujuan transmigrasi, bisa jadi jika minim kesiapan maka jumlahnya akan dikurangi.

“Misalnya Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dapat lima titik kabupaten penempatan, tapi jika daerah tersebut belum layak, belum bisa dijadikan lokasi transmigrasi ya akan berkurang kuotanya,” kata dia.

Advertisement

Kendati demikian setiap tahunnya rata-rata peminat transmigrasi di Gunugkidul ada sekitar 60 kepala keluarga (kk). Namun rata-rata yang dapat diberangkatkan hanya 40 kk. Pada 2016, kata Basuki Gunungkidul mendapatkan kuota untuk 40 kk. Namun ada yang gagal berangkat, sehingga pada akhirnya hanya memberangkatkan 37 kk dengan total 171 jiwa.

Kegagalan keberangkatan sejumlah kk itu kata dia lantaran adanya kendala yang dialami oleh peserta transmigrasi. Antara lain karena berubah niat di tengah jalan karena lokasi transmigrasi tidak sesuai harapan, atau memang ada masalah keluarga yang tidak dapat ditinggalkan.

Lanjutnya lagi, meskipun peserta membatalkan keberangkatan di tengah jalan, pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa. Pasalnya program transmigrasi sistemnya sukarela, sehingga tidak dapat dipaksakan. “Dan kalau kami cari pengganti saat waktunya sudah mepet ya sulit,” ujarnya.

Advertisement

Meski begitu, pada tahun ini anggaran untuk transmigrasi tak berkurang. Disnakertrans tetap menganggarkan untuk kebutuhan 40 kuota, yakni sebesar Rp500 juta. Nilai itu termasuk biaya akomodasi Rp480.000 per orang.

“Kalau nanti kami diberi kuota 30 atau 35, anggaran kami masih bisa mencukupi. Tapi nanti kalau kami diberi kuota lebih dari 40, kami kan harus mengajukan anggaran perubahan di November. Itupun kalau disetujui, kalau tidak disetujui kan kasihan mereka [transmigran] yang akan berangkat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif