Jogja
Senin, 23 Januari 2017 - 07:20 WIB

ANGKUTAN BANTUL : Sebelum Retribusi Terminal Naik, Sarana Prasarana Dibenahi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus angkutan penumpang (JIBI/Solopos/Antara)

Angkutan Bantul, wacana kenaikan retribusi terminal dilontarkan.

Harianjogja.com, BANTUL–Jumlah armada angkutan umum yang menurun memaksa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul kembali fokus melakukan kajian terkait usulan kenaikan retribusi terminal.

Advertisement

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Aris Suharyanta mengatakan wacana tersebut tak bisa dilakukannya serta merta. Itulah sebabnya, sebelum mengusulkan kenaikan retribusi, pihaknya kini tengah fokus membenahi sarana dan prasarana terminal di Bantul. Di tahun ini, pihaknya telah menyiapkan anggaran sekitar Rp100 juta lebih untuk melakukan revitalisasi Terminal Parangtritis yang berada berada di Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek. Terminal yang berdiri di lahan Sultan Ground seluas kurang lebih 4.000 meter persegi kini memang tak hanya difungsikan sebagai terminal saja, melainkan juga dipakai oleh warga sebagai salah satu kantong parkir saat membludaknya pengunjung objek wisata Pantai Parangtritis.

“Tidak bisa dipungkiri, sepinya terminal dari penumpang memang disebabkan masih minimnya fasilitas. Hal inilah yang kini coba kami benahi. Perlahan-lahan, kami mulai dari [Terminal] Parangtritis,” kata Aris.

Terpisah, Kepala Bidang Angkutan Dishub Bantul Sarjiman sebelumnya memang membenarkan adanya penurunan jumlah armada itu tiap tahunnya. Dari catatan di lapangan, di Terminal Piyungan, armada trayek Dlingo-Jogja yang awalnya berjumlah 30 unit, kini hanya tinggal 3 unit saja. Di Terminal Imogiri, jumlah armada trayek Gua Cerme-Imogiri-Jogja yang dulunya mencapai 15 unit, kini tak lebih dari 7 unit saja yang tersisa.

Advertisement

“Begitu pula di Terminal Parangtritis sendiri, armada trayek Parangtritis-Jogja yang sebelumnya lebih dari 56 unit, kini tak lebih dari 10 unit saja,” katanya.

Terkait rencana kenaikan tarif retribusi itu, Suwondo, salah satu sopir angkutan umum yang biasa beroperasi di trayek Imogiri-Jogja mengaku keberatan. Pasalnya, sudah lebih dari 5 tahun terakhir, penghasilannya terbilang sangat kecil.

“Penumpang sudah sangat jarang sekarang. Sehari bisa dapat Rp20ribu saja sudah bagus, Mas,” keluhnya.

Advertisement

Menurutnya, kenaikan pungutan retribusi itu akan menjadi dilema bagi pelaku bisnis angkutan umum. Pasalnya, jika tarif pungutan naik, sedangkan tarif angkutan umum tetap, dipastikan pihak perusahaan akan merugi.

“Tapi kalau tarif angkutan umum naik, apa iya, penumpang masih mau naik armada kami. Sedangkan ongkos perawatan armada saja sudah sedemikian besarnya,” tuturnya.

Itulah sebabnya, ia berharap Pemkab Bantul dalam kajiannya juga memperhitungkan aspek tersebut. Ia berharap kenaikan retribusi itu justru akan semakin menambah jumlah perusahaan armada angkutan umum yang gulung tikar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif