News
Minggu, 22 Januari 2017 - 22:00 WIB

PILKADA JAKARTA : Prabowo: Hasil Survei Tergantung yang Bayar

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga pasangan Cagub/Cawagub DKI Jakarta (kiri kanan), Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki T. Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memegang contoh alat peraga kampanye saat Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di Kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (29/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Ada berbagai hasil survei jelang Pilkada Jakarta. Prabowo merasa geram dan menyebut hasil polling tergantung siapa yang bayar.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto geram dengan maraknya lembaga survei yang hasilnya hanya digunakan untuk dijadikan sebagai alat politik dalam gelaran pesta demokrasi, termasuk menjelang Pilkada Jakarta 2017.

Advertisement

Prabowo mengatakan sudah menjadi rahasia umum bila hasil survei dari setiap lembaga berbeda-beda. Menurutnya, hasil dari lembaga-lembaga tersebut tergantung siapa yang memesan survei tersebut.

“Sudah tak aneh lagi kalau hasil polling itu tergantung dari siapa yang bayar. Yang pasti mereka akan memenangkan siapa yang bayar,” ujar Prabowo di rumahnya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Minggu (22/1/2017), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Menurut mantan Danjen Kopassus itu, lembaga survei harus menunjukkan integritas mereka, jangan menggunakan kepintarannya hanya untuk menggiring opini masyarakat. “Hai kau tukang polling, jangan kau pakai keahlianmu untuk menambah kekayaan,” tegasnya.

Advertisement

“Saya tidak ingin menyebutkan tokoh politik siapa yang menggunakan polling sebagai alat politik. Tapi itu sudah menjadi rahasia umum, apabila mereka itu menjadi alat politik dalam pemilu,” lanjut Prabowo.

Lembaga survei, menurut Prabowo, hanya ingin menggiring opini masyarakat dari hasil yang mereka keluarkan. Namun, ia tetap percaya bila warga sudah pintar, sehinngga tak akan percaya dari hasil lembaga survei yang pesanan. “Saya percaya masyarakat Indonesia sudah tidak akan gampang percaya dengan hasil survei yang dikeluarkan,” ujarnya.

Dia pun mengaku sudah tidak respek terhadap seluruh hasil survei karena merasa lembaga-lembaga sudah tidak ada yang bisa lagi dipercaya dari penelitiannya. “Saya sudah tidak respek kepada lembaga survei, yang hanya menggunakan keahliannya untuk membodohi masyarakat,” tukasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif