News
Minggu, 22 Januari 2017 - 23:21 WIB

Kicauan SBY Soal "Hoax" Dinilai Sebagai Perang Kata-Kata

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Cuitan SBY tentang maraknya hoax (Twitter)

Kicauan SBY tentang “hoax” yang menjadi heboh akhir pekan lalu dinilai merupakan bagian dari perang kata-kata.

Solopos.com, JAKARTA — Kicauan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tentang hoax dinilai bukan hanya soal keluhan atas situasi maraknya berita bohong di media sosial. Hal itu dinilai sebagai bagian dari sebuah perang kata-kata.

Advertisement

“Ini perang kata-kata, ada power of language, pemilihan diksi tidak ditujukan secara langsung. Ini teknik dalam berkata-kata,” kata pakar politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, dalam dialog di Kompas TV, Minggu (22/1/2017) petang.

Dalam cuitannya, SBY tak menyebut sasaran pernyataannya secara langsung, melainkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). “Komunikennya Tuhan YEM, itu kan lawan bicaranya tidak to the point ke siapa. Tidak bisa disalahkan, mengeluh pada Allah,” kata dia.

Advertisement

Dalam cuitannya, SBY tak menyebut sasaran pernyataannya secara langsung, melainkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). “Komunikennya Tuhan YEM, itu kan lawan bicaranya tidak to the point ke siapa. Tidak bisa disalahkan, mengeluh pada Allah,” kata dia.

Menurut Gun Gun, dalam bacaan retorik, ada tiga bagian utama yaitu opening (pembuka), body massage, dan closing (penutup). Dalam hal ini, yang menjadi opening adalah pernyataan “negara kok jadi begini”.

Hal ini dinilai memuat pesan bahwa SBY tidak senang dengan kondisi saat ini. “Pak SBY tidak happy, dia mengkonsentrasi, kok ada seperti ini. Tapi ada paradoks.”

Advertisement

“Tapi, bisa saja yang berkuasa di sini bisa diartikan sebagai rezim yang berkuasa. Ini kan orang bisa menafsirkan ada puzzle. Ini kan ada orang yang menyebutkan bahwa penyebar hoax yang sempurna adalah orang yang berkuasa,” kata Gun Gun.

Sebelumnya, pernyataan itu diungkapkan akademisi UI Rocky Gerung dalam Indonesia Lawyer Club pekan lalu. “Orang bisa saja mengaitkan tweet SBY dengan puzzle di media.”

Selanjutnya, ada kalimat “rakyat yang lemah”. Gun Gun menduga SBY sedang memberi pesan. “Saya enggak tahu koherensi materialnya. Tapi mengaitkan rakyat yang posisinya lemah, diposisikan sebagai subordinat. Massagenya, [yang] lemah itu SBY, atau banyak rakyat yang lemah. Apakah misalnya dia sering dijadikan korban dalam serangan fitnah dan hoax? Atau atmosfer di sekitarnya?”

Advertisement

Namun, Gun Gun menilai siapapun menilai siapapun bisa berkicau dan tidak ada masalah, apalagi dengan komuniken yang tidak jelas. “Ini SBY banget,” tutup Gun Gun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif