News
Minggu, 22 Januari 2017 - 21:30 WIB

Durasi Debat Pilkada Jakarta Jilid II Jadi 2,5 Jam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Durasi debat Pilkada Jakarta jilid II kemungkinan akan diperpanjang menjadi 2,5 jam.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno mengatakan akan meningkatkan kualitas debat kedua Pilkada DKI yang akan berlangsung pada Jumat (27/1/2017) mendatang. Salah satu di antaranya adalah dengan penambahan durasi debat.

Advertisement

Sebelumnya, durasi debat adalah 90 menit. Selanjutnya ada kemungkinan akan diubah menjadi 120 menit. “Ditambah iklan dan sebagainya bisa menjadi 150 menit,” katanya, Minggu (22/1/2017).

Selain itu, pada debat kedua, KPUD sedang merancang agar para panelis tidak hanya menyusun pertanyaan untuk peserta debat. Para panelis juga bisa berinteraksi untuk menggali jawaban setiap pasangan calon.

Debat kandidat selanjutnya akan tetap berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, dengan mengangakat tema tentang reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan pengelolaan kawasaan perkotaan.

Advertisement

Sosiolog sekaligus peneliti senior Yayasan Interseksi Hikmat Budiman meminta KPU DKI Jakarta dapat menyelenggarakan debat untuk pembelajaran politik masyarakat. Hal itu dapat diwujudkan dengan mengusung materi debat yang lebih substantif.

Selain itu, Hikmat juga meminta KPUD DKI Jakarta meramu ulang durasi debat sekaligus menambah panelis yang ahli dalam bidangnya masing-masing. “Lebih penting itu pembelajaran politik pada masyarakat. Masyarakat penonton debat harus disajikan tontonan yang dapat mengkritisi setiap pasangan calon,” ujar Hikmat di Kantor Populi Center, Jakarta, Minggu.

Berdasarkan survei sejumlah lembaga, kata Hikmat, sebagian besar masyarakat DKI Jakarta menyaksikan debat. Artinya, momentum ini harus dimanfaatkan oleh penyelenggara Pilkada Jakarta sebaik mungkin untuk pembelajaran politik.

Advertisement

Harapannya, setelah menonton debat masyarakat akan meributkan isu-isu penting kepemimpinan. Bukan lagi soal suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA). Hikmat menjelaskan bahwa KPU DKI perlu merancang debat yang hanya fokus pada isu banjir, kemacetan, kemiskinan, dan penggusuran. Hal-hal itu yang menjadi fokus para calon pemilih di Jakarta saat ini.

Setiap isu sebaiknya disajikan dalam satu rangkaian debat agar masyarakat mendapatkan informasi yang lebih dalam. Panelis debat berkewajiban mengkritisi jawaban dari setiap pasangan calon. Istilah-istilah yang terdengar hebat bisa dikritik oleh para panelis itu dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Dengan demikian masyarakat tidak akan terjebak pada istilah-istilah yang sebenarnya bisa jadi sudah pernah dilakukan di negara lain dan tidak berhasil. “Hanya saja kalau disampaikan dengan bagus kan bisa saja yang tidak paham terpengaruh,” ujarnya.

Dengan demikian, durasi menjadi hal yang cukup vital. Pasalnya, para calon tidak mungkin menyampaikan dan mengkritik gagasan pasangan calon lain secara mendalam mengenai suatu hal hanya dalam 2 menit seperti dalam debat pertama.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif