Jogja
Sabtu, 21 Januari 2017 - 21:23 WIB

WASPADA ANTRAKS : Bakteri yang Menyerang HA Masih Misterius

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Waspada antraks sebaiknya disertai denganbekal informasi yang benar

Harianjogja.com, JOGJA- Sampai saat ini jenis bakteri yang menyerang bagian otak HA, warga Simping Sidomoyo, Godean, Sleman, masih belum bisa ditentukan.

Advertisement

Kepala Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Sardjito Noornaningsih, Sabtu (21/1/2017) saat jumpa pers di RSUP Sardjito menjelaskan hasil uji lab darah (kultur) HA, menunjukkan adanya infeksi pada otak. Hasil CT Scan juga menunjukkan hal yang sama.

Dia menjelaskan, ada dugaan bacillus anthracis dari hasil uji [satu laboratorium] tersebut. “Sesuai SOP pelayanan yang dilakukan, perlu uji kultur secara mendalam, hasilnya ditemukan bakteri bacillus anthracis,” katanya.

Untuk lebih meyakinkan hasilnya, RSUP Sardjito kemudian mengambil sampel cairan otak HA kemudian mengirimkan ke Puslitbang Kesehatan DIY. Hasilnya sampai saat ini belum selesai.

Advertisement

“Kalau hasil pemeriksaan sementara memang mengandung bakteri, hasil pemeriksaan lanjutan [di Puskitbangkes] belum diketahui bakteri apa yang menyerang,” terangnya.

Sampai saat ini, sambung Direktur Medis dan Keperawatan RSUP Sardjito Rukmono Siswishanto membantah segala broadcast yang tersebar di masyarakat terkait antraks dan Sardjito. Menurutnya, pesan berantai tersebut tidak benar.

“Kami tidak pernah merawat 16 pasien antraks, kami hanya merawat suspect yang meninggal itu. Saya sampaikan silakan ke Sardjito karena di sini aman ,” katanya.

Advertisement

Mengenai surat pemberitahuan No.YK.01-02/I/1222/2017 dari RSUP Sardjito kepada Dinas Kesehatan Sleman, Kabag Humas RSUP Sardjito Trisno Heru Nugroho mengatakan, masih terus mendalami kasusnya.

Menurutnya, ada perbedaan surat resmi yang dikeluarkan Sardjito dengan yang beredar di masyarakat. Dia menyebut, surat tersebut dibuat tidak semestinya.

RSUP Sardjito, katanya, saat ini sedang melakukan investigasi terkait kesalahan informasi tersebut. Termasuk melacak beredarnya surat tersebut. “Dari segi warna logo berbeda, yang resmi berwarna yang beredar tidak. Tanda tangan harusnya dengan tinta biru, yang beredar tinta hitam. Cap, meski itu cap Sardjito, tetapi harus basah meskipun fotokopian,” jelasnya.

Sementara itu, orang tua HA, Pardiono sampai saat ini masih belum mau berkomunikasi denga  Harian Jogja. Dukuh Simping Sidomoyo, Godean tersebut masih menunggui isterinya yang saat ini dirawat di RSUP Sardjito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif