Jatim
Sabtu, 21 Januari 2017 - 19:05 WIB

Omzet Pedagang Cabai di Kota Madiun Merosot Tajam

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi cabai rawit. (JIBI/Solopos/Dok.)

Tingginya harga cabai berdampak pada pedagang dan konsumen.

Madiunpos.com, MADIUN – Omzet penjualan sejumlah pedagang cabai di pasar tradisional di Kota Madiun Jawa Timur merosot tajam akibat masih tingginya harga komoditas pedas tersebut di kisaran Rp95.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

Advertisement

Salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Madiun, Kesi, mengatakan, sebelum harganya naik, ia memiliki stok cabai 20 kilogram per harinya. Namun, setelah harganya melejit, ia hanya bisa menjual lima kilogram saja per hari.

“Pembeli semua mengurangi belanjanya. Pelanggan juga membeli cabai hanya setengah, bahkan hanya seperempat kilogram saja,” ujar Kesi kepada wartawan di Pasar Besar Madiun, Sabtu (21/1/2017).

Hal yang sama juga dikatakan Yatin, pedagang lainnya. Menurut dia, mahalnya harga cabai telah menurunkan daya beli konsumen. Kondisi ini membuat pedagang ikut-ikutan mengurangi jumlah kulakan karena takut sisanya membusuk dan semakin rugi.

Advertisement

“Harga cabai masih mahal. Akibatnya orang-orang atau pmbeli tidak mau beli dalam jumlah besar,” kata Yatin.

Dia menjelaskan, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan karena minimnya pasokan cabai dari petani. Musim hujan seanjang tahun 2016 telah membuat cabai mudah busuk dan gagal dipanen. Jika cuaca cerah, kata dia, harga cabai kemungkinan bisa normal.

Di Pasar Sleko Kota Madiun, para pedagang juga memutuskan untuk mengurangi stok dagangan cabainya. Kartini misalnya, sejak harga cabai merangkak dari Rp80.000 ke atas per kilogramnya, ia hanya menjual empat hingga lima kilogram cabai saja.

Advertisement

“Sebelumnya, bisa menjual hingga mencapai 10 sampai 15 kilogram cabai rawit per hari. Sekarang bisa lebih dari lima kilogram saja, sudah bagus,” kata pedagang itu.

Di sisi lain, konsumen memilih untuk realistis dengan mengurangi jumlah cabai yang dibeli. “Saya terpaksa mengurangi jumlah pembelian. Dulu uang Rp25.000 hingga Rp30.000 sudah dapat satu kilo, sekarang hanya seperempat kilogram saja,” kata seorang pembeli di Pasar Besar Madiun, Sukmawati.

Ia sengaja memilih mengurangi pembelian cabai karena sisa uang lainnya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok lainnya, seperti sayuran, lauk, dan beras.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif