Jogja
Sabtu, 21 Januari 2017 - 20:20 WIB

KRIMINAL BANTUL : SMPN 2 Triwidadi Dibobol Maling

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencurian (Hengky Irawan/JIBI/Harian Jogja)

Kriminal Bantul terjadi berupa pencurian di sekolah

Harianjogja.com, BANTUL--Dalam dua bulan, dua sekolah di kawasan Kecamatan Pajangan jadi sasaran pencurian. Jika bulan lalu SD Negeri Sendangsari yang jadi korban, kali ini giliran SMP Negeri 2 Triwidadi.

Advertisement

Pencurian itu diketahui pertama kali oleh salah satu guru di sekolah itu Rukijan, Jumat (20/1/2017) sore sekitar pukul 15.00. Ketika itu, Rukijan hendak memperbaiki salah satu komputer yang rusak.

Kecurigaan Rukijan lantas muncul setelah melihat jendela ruang Tata Usaha (TU) yang terbuka. Saat dipastikannya, ternyata benar bahwa di bingkai jendela itu terdapat bekas congkelan benda keras. “Saya langsung menghubungi kawan saya, yang juga guru,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu (21/1/2017) pagi.

Selain ruang TU, kerusakan serupa juga terjadi di beberapa ruang lainnya. Jendela beberapa ruang, mulai dari ruang Kepala Sekolah, Wakil Kepala, ruang koperasi, hingga ruang Bimbingan dan Konseling pun tampak terbuka dengan meninggalkan bekas congkelan.

Advertisement

Saat diperiksanya lebih jauh, beberapa barang sudah raib. Di antaranya adalah satu unit LCD dan satu unit DVD Player. “Setelah memastikan ada barang uang hilang, kami segera lapor polisi,” aku Rukijan.

Terpisah, Kanitreskrim Polsek Pajangan Ipda Sumarman, membenarkan adanya laporan pencurian yang masuk ke meja Polsek Pajangan. Hanya saja, laporan itu baru diterimanya sekitar pukul 22.30. “Padahal kejadiannya sore harinya,” kata Sumarman.

Setelah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Jumat (20/1/2017) malam, pihaknya menduga pelaku pencurian sekitar dua orang. Dugaan itu muncul setelah ia menyaksikan rekaman dari kamera pengintai yang dipasang pihak sekolah.

Advertisement

Sumarman menambahkan, dari laporan barang yang hilang, pihaknya memperkirakan kerugian yang diderita oleh pihak sekolah mencapai lebih dari Rp5 juta rupiah. Baginya, yang terpenting dari kejadian tersebut adalah kian banyaknya pencuri yang mengincar sekolah, terutama sekolah negeri.

“Karena ketika tidak ada aktivitas belajar dan mengajar, sekolah selalu sepi. Penjaganya pun kerap lalai,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif