Soloraya
Jumat, 20 Januari 2017 - 11:40 WIB

HAUL HABIB ALI SOLO : Mereka Datang ke Solo untuk Mencari Ketenangan Hati

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat muslim memadati Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo, mengikuti pengajian pada peringatan Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi, Kamis (19/1/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Haul Habib Ali Solo dipadati ribuan muslim.

Solopos.com, SOLO — Agenda peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang dipusatkan di Masjid Ar Riyadh kawasan Pasar Kliwon, Solo, yang digelar sejak Rabu (18/1/2017), dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah hingga luar negeri.

Advertisement

Para peserta haul itu datang ke Solo dengan berbagai motivasi, salah satunya mencari kedamaian hati. Hal itu seperti diungkapkan Muhammad Nuruddin, 30, seorang penjaga toko pecah belah di Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang mengaku tak pernah melewatkan haul Habib Ali di Solo.

Bagi Nuruddin, haul di Solo membawa satu rasa yang tak bisa ia dapatkan dalam peringatan haul yang pernah ia ikuti di kota lain, seperti Gresik, misalnya. Ia pun kesulitan mengungkapkan seperti apa rupa rasa yang ia maksud itu.

“Semacam ada perasaan menyesal, menangis saat mengingat dosa-dosa. Apalagi besok subuh saat maulid, rasa itu semakin kuat,” kata Nuruddin saat dijumpai di sela-sela puncak peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, di Pasar Kliwon, Kamis (19/1/2017).

Advertisement

Pria berperawakan ceking itu mengaku hatinya merasa lebih tenang seusai menghadiri haul. “Saya merasa lebih tenang sepulang dari sini,” ungkap dia.

Jemaah lain, Luthfi, 40, asal Bogor, terdiam sejenak ditanya terkait motivasinya hadir dalam peringatan haul. Ia seakan kesulitan menemukan apa alasan utama bertandang ke Solo bersama lima rekannya. “Tidak setiap tahun saya ke sini. Saya sangat senang bisa ke sini. Saya merasa tenang di sini,” ujar Luthfi.

Berbeda dengan Luthfi dan Nuruddin, Haji Asnan, 45, asal Pasuruan, mengaku kehadirannya dalam peringatan haul demi mendapatkan pahala. “Hanya satu alasan kedatangan saya ke sini. Saya mengharap pahala dari-Nya,” ujar Asnan, yang juga tak pernah melewatkan haul Habib Ali di Solo.

Advertisement

Peringatan Habib Ali digelar di dua tempat yaitu di Kota Solo dan di Hadramaut, Yaman. Di Solo, peringatan ini menjadi magnet bagi ribuan jemaah dari berbagai kota di Indonesia bahkan hingga luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Oman dan Inggris.

Di Solo, jemaaah menyemut di Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Dewutan, dan beberapa ruas jalan kampung di sekitarnya. Pengeras suara dipasang secara paralel hingga 500 meter dari Masjid Riyadh. Jemaah juga mengkuti peringatan haul melalui televisi yang dipasang di rumah-rumah warga. Jemaah mengikuti ceramah demi ceramah pukul 9.00 WIB – 12.00 WIB di bawah terik mentari.

Salah satu penceramah, Habib Jindan bin Novel, dari Jakarta, dalam ceramahnya mengatakan majelis pagi itu merupakan bengkel untuk memperbaiki hati manusia yang sarat dengan kesombongan.

“Majelis ini menjadi bengkel. Bengkel apa? Bengkel hati kita yang bobrok, penuh dengan riya’, penuh dengan kesombongan, dan cinta dunia,” kata Habib Jindan. Acara haul ditutup dengan menyantap nasi kebuli bersama-sama menggunakan nampan besar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif