Jogja
Jumat, 20 Januari 2017 - 09:20 WIB

AIRPORT CITY : JJLS Kulonprogo - Parangtritis Direncanakan Empat Jalur

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ruas JJLS di Gunungkidul (JIBI/Dok)

Airport City mendukung konsep NYIA

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah tak ingin setengah hati dalam menyiapkan sarana transportasi dan sektor pendukung lain untuk mengimbangi beroperasinya New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. Konsep airport city yang menghubungkan antara NYIA dengan berbagai moda transportasi kini dalam proses penyusunan. Salahsatunya, mewacanakan penambahan jalur jalan lintas selatan (JJLS) menjadi empat ruas dari titik Bandara Kulonprogo menuju kawasan Pantai Parangtritis.

Advertisement

Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda DIY Gatot Saptadi menyatakan, detail engineering design (DED) airport city tengah disusun dengan melibatkan PT Angkasa Pura I, Ditjen Perkeretaapian dan Ditjen Bina Marga. Desain tersebut pada intinya akan menjadikan NYIA sebagai pintu masuk pengunjung, kemudian bisa melanjutkan melalui jalur jalan maupun kereta api.

“Nantinya multi moda, artinya bandara sebagai pintu masuk, dia [pengunjung] mau ke milih mau kemana. Kereta, jalur jalan, ke Borobudur dan lainnya, silahkan,” terang Gatot, Kamis (19/1/2017).

Gatot mengakui memang belum ada perkembangan signifikan terkait DED tersebut. Akantetapi, ia menginformasikan beberapa hal yang telah dilakukan pembahasan meski belum ada finalisasi desain. Antara lain, JJLS yang menghubungkan antara Kulonprogo menuju Pantai Parangtritis, Bantul akan dikembangkan menjadi empat jalur.

Advertisement

Akantetapi, sempat muncul wacana lain, dengan mempertahankan dua jalur agar hasil pembangunan lebih panjang. Wacana empat jalur itu menguat untuk dilakukan untuk mendukung pengembangan wisata di kawasan pantai pesisir selatan. Pengembangan empat jalur, maka konsekuensi yang harus diterima Pemda DIY adalah pembebasan lahan. Jika DED memutuskan pembangunan empat jalur, maka Pemda DIY akan segera mengupayakan pembebasan lahan. Mengingat pembangunan jalan belum akan dilakukan pemerintah jika lahan belum tersedia. Gatot menegaskan, secara prinsip Pemda DIY setiap tahun selalu menganggarkan pembebasan lahan JJLS.

“JJLS akan dibuat empat lajur yang ke arah Parangtritis, tengah disiapkan itu desain, untuk menunjang pariwisata, tetapi masih DED, konsekuensinya pembebasan lahan. Sementara desainnya itu, ada juga gagasan kenapa tidak dua jalur saja tetapi lebih panjang, ada dua alternatif itu,” kata dia.

Sedangkan jalur lain, seperti Jalan Wates – Jogja masih akan dipertahankan, sehingga dipastikan tidak mengalami perubahan. Kemudian jalur di Srandakan – Kulonprogo juga akan dilakukan pelebaran pada sejumlah titik meski tidak seluruhnya. Selain itu, jalur dari Kulonprogo menuju Magelang, melalui Nanggulan pun akan diperlebar untuk mendukung akses ke Borobudur. “Klangon, Nanggulan, Kalibawang itu juga akan diperlebar, tentunya konsekuensinya pembebasan lahan untuk support borobudur, itu juga baru DED,” tegasnya.

Advertisement

Selain jalan, NYIA juga direncanakan terkoneksi melalui jalur kereta api baik menuju Kota Jogja maupun ke Magelang. Kajian terhadap pencarian lahan untuk menentukan trase sebagai jalur kereta api. Hingga saat ini memang belum ada kesepakatan penentuan jalur tersebut.

Selain dukungan moda transportasi, kata Gatot, desain airport city di dalamnya juga bakal memuat berbagai pusat perekonomian yang dimungkinkan berdiri di sekitar NYIA. Mulai dari hotel, tempat wisata, serta jasa. Gatot mengakui, wacana itu tentu terbuka bagi para investor, namun harus sesuai dengan tata ruang dan master plan yang tengah disusun. Jumlah hotel yang bakal berdiri di sekitar NYIA, juga akan ditentukan. “Iya [ditentukan jumlah hotelnya berapa], tetapi saya belum mendapatkan [data] itu, semua terbuka, sepanjang sesuai dengan tata ruang,” jelasnya.

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan, belum mendapat kabar dari Presiden Joko Widodo terkait kepastian groundbreaking pada Senin (23/1/2017) pekan depan. Sultan menyadari hal tersebut, karena kepastian itu baru akan diinformasikan dua hari sebelum pelaksanaan karena mempertimbangkan faktor keamanan.

“Belum sampai sekarang belum, saya nggak tahu apakah tetap 23 [Januari 2017]. Itu yang mengusulkan dari Angkasa Pura 23, bukan presiden, saya belum tahu ya, presiden saat itu bisa meninggalkan pekerjaan yang lain atau enggak. Kalau presiden kan waktu [kepastian waktu] dua hari sebelumnya kan untuk sekuriti kan tidak bisa lama-lama diputus, nggak jauh-jauh [hari] seperti kita,” ucapnya di Kompleks Kepatihan kemarin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif