Jogja
Kamis, 19 Januari 2017 - 12:55 WIB

Seorang Terduga Antraks Meninggal Dunia, Ini Penjelasannya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Salah satu terduga antraks meninggal dunia

Harianjogja.com, KULONPROGO- Satu di antara belasan warga di Purwosari Girimulyo Kulonprogo yang terduga antraks sudah meninggal dunia pada awal Januari lalu.

Advertisement

Korban adalah pria berusia lanjut yang diketahui ikut dalam pemotongan sapi. Kepala Dusun Ngaglik, Suwaryono, Rabu (18/1/2017) menilai luka melepuh yang dialami korban lebih parah dibanding warga lain karena cukup merata pada bagian tangan.

Walau begitu, Suwaryono tidak bisa memastikan jika korban meninggal karena antraks. Hal itu karena korban sudah sembuh dari gejala penyakit misterius setelah berobat seperti warga lain. Namun, kesehatannya kembali memburuk pada akhir tahun lalu sehingga dirawat di rumah sakit.

“Dirawat di [RSUD] Wates sekitar 10 hari sebelum akhirnya meninggal dunia. Kondisinya memang sudah sepuh. Saya rasa itu penyebab meninggalnya,” tutur dia.

Advertisement

Suwaryono lalu mengatakan, warga lain yang sempat mengalami gejala penyakit serupa sudah sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Warga juga telah menerima layanan pengobatan dan penyuluhan kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo. Penyemprotan desinfektan dilakukan di sekitar kandang ternak dan rumah warga. Vaksinasi pun diberikan kepada hewan ternak milik warga setempat.

Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno membenarkan informasi adanya seorang warga terduga antraks yang meninggal. Kendati demikian, dia belum dapat menyimpulkan bahwa yang bersangkutan memang meninggal karena antraks atau sebab lain.

Hal itu karena selain berusia lanjut, korban juga diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. “Kemarin setelah dicek, kumannya bukan itu [antraks] tapi memang dia juga kena [gejala antraks] di kulitnya,” ucap Bambang.

Advertisement

Bambang mengimbau masyarakat selalu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah antisipasi. Dia juga meminta warga tidak memotong atau memakan daging hewan yang sakit di wilayah Purwosari.

Dia bahkan tidak menyarankan warga menyembelih ternak yang sehat hingga situasi benar-benar dinyatakan kembali kondusif. Bambang menambahkan, Dinkes Kulonprogo pun sudah menyiagakan seorang tenaga kesehatan untuk terus memantau perkembangan situasi di Purwosari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif